
KEDIRI |duta.co – Tidak bisa disangkal peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berperan penting dalam perekonomian Kota dan Kabupaten Kediri. UMKM membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan menyediakan peluang kerja bagi masyarakat setempat. Dengan adanya UMKM, masyarakat lokal dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui kegiatan usaha yang beragam.
Tidak hanya itu, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi daerah. UMKM membantu menyempitkan kesenjangan ekonomi antar wilayah dengan tumbuh di pedesaan dan daerah kurang berkembang. UMKM mendorong inovasi dan kreativitas dalam menciptakan produk-produk unik yang bersaing di pasar lokal dan internasional.
Dan peran Bank Indonesia (BI) memacu perkembangan UMKM berkembang terus dilakukan dengan berbagai kegiatan termasuk pendampingan kepada UMKM. Pendampingan secara maksimal, inilah yang gencar digulirkan Bank Indonesia (BI) Kediri dalam melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku UMKM.
Bukan hanya mengantarkan produk menjajaki pasar ekspor, melainkan juga mengayomi pelaku usaha yang sedang berkembang. Salah satunya, madu Masriana, salah satu merek madu murni berkualitas terbaik yang berasal dari Kota Kediri. Produk ini telah terdaftar sebagai produk halal dan mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dari sini, produknya dengan mudah didapatkan di swalayan dan apotek di Kediri. Sebelumnya, madu Masriana juga memproduksi madu Iro Tawon
Kisah Ayu Budi Masriana selaku Owner Madu Masriana menegaskan peran BI Kediri sangat ia rasakan sejak tiga tahun lalu usai dirinya mendapatkan HAKI atas merk madu yang dikelolanya. Dari sini, ia terus berkembang dan ditempa BI Kediri, dengan berbagai pembinaan dan pendampingan
” Banyak hal yang kami peroleh dari BI Kediri.Diantaranya, pelatihan dan pembinaan hingga kami bisa menembus 40 besar pelaku UMKM terbaik se Mataraman” ucap Kak Ayu panggilan akrabnya saat ditemui di gerai nya di Jalan Selowarih No. 16, Ngadirejo, Kecamatan Kota, Kediri, Senin (20/10/2025)
Tidak berhenti begitu saja, kata Ayu, bimbingan dan pelatihan digital marketing juga terus digulirkan oleh Bank Sentral yang berkantor pusat di Kota Kediri ini. Terhitung, pelatihan rutin dilakukan selama 2 kali tiap pekan nya.
” Tak tanggung-tanggung, dari pelatihan dan bimbingan yang digulirkan BI Kediiri,kami kembali merangsak naik menjadi 10 besar pelaku UMKM terbaik se- Mataraman” urai pemilik akun @madumasriana, ini.
Ayu tidak menyangka, usaha yang digelutinya dengan hitungan tahun, mampu menorehkan hasil yang gemilang. Hal ini terlihat, dari produk madu yang dikelolanya terus merambah ke sejumlah toko dan swalayan, hingga dikenal khalayak.
“Keseragaman harga juga diajarkan dan menjadi faktor utama. Adapun, harga mulai Rp 16 ribu untuk madu Iro Tawon 100 gram, dan Rp 150 ribu yang ukuran terbesar 1000 gram.Lalu, madu Masriana, mulai harga Rp 20 ribu ukuran 120 gram dan yang terbesar ukuran 1000 gram harga Rp 165 ribu” katanya.
Terakhir, Ayu mengatakan, pihaknya juga tidak menampik ada pasang surut dalam melakoni usaha. Baginya, ini sebuah perjalanan dan harus dilalui dalam mengarungi sebuah dunia usaha. ” Pastinya, Terima Kasih BI Kediri. Berkat pendampingan dan konsistensi edukasi menjadikan banyak UMKM percaya diri dan bisa mengembangkan produk lebih luas skalanya,” tutupnya.
Program “Mataraya 2025” BI Kediri, Antarkan Pelaku UMKM Jajaki Pasar Ekspor

Patut mendapatkan apresiasi dan mendapat sambutan baik para pelaku UMKM dengan serangkaian program “Mataraya 2025” Bank Indonesia (BI) Kediri secara berkelanjutan. Mencakup Karya Kreatif Mataraman (KKM) 2025 pada Juni, Semarak Ekonomi Syariah Wilayah Mataraman (SYIAR) 2025 pada Agustus, pengukuhan GenBi 2025 pada September, dan program kas keliling, hingga membuahkan hasil maksimal.
Dimana, KKM yang fokus pada UMKM dan digitalisasi, SYIAR pada ekonomi syariah, pengukuhan GenBI pada beasiswa dan kepemimpinan, serta kas keliling untuk layanan penukaran uang, juga mengantarkan pelaku UMKM menjajaki pasar ekspor.
Data yang dihimpun duta.co dari Tim Pengembangan UMKM BI Kediri, Senin (20/10/2025), ada 3 aggrement, meliputi, gula merah tebu Blitar, alsafood abon tuna Pacitan dan cincau Ponorogo, sudah dilakukan pengiriman sampel di Negeri Jiran Malaysia.
Capaian tersebut, imbas acara akbar, Semarak Ekonomi Syariah Wilayah Mataraman (SYIAR) 2025, sebagai bagian dari Road to Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa, Kamis malam lalu (14/8/2025).
Acara yang dipusatkan di Alun-Alun Kanigoro, Kabupaten Blitar , waktu lalu, bertujuan mendorong pengembangan ekonomi syariah dan memperluas adopsi digital di wilayah Mataraman, yang mencakup eks Keresidenan Kediri dan Madiun, mulai tanggal (14-16/8/2025).
Kepala Perwakilan BI Kediri, Yayat Cadarajat, menjelaskan, bahwa SYIAR 2025 merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Ia menyoroti program strategis yang telah berjalan, seperti penetapan Pantai Serang sebagai destinasi wisata ramah muslim dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) Halal.
“Hal ini sejalan dengan meningkatnya sektor ekonomi dan keuangan syariah di Mataraman, yang didukung oleh berkembangnya pelaku usaha syariah, pariwisata ramah muslim, dan lembaga pendidikan seperti pondok pesantren,” ucap Kepala Perwakilan BI Kediri, Yayat Cadarajat, saat memberikan keterangan beberapa waktu lalu
Menariknya, acara itersebut tidak hanya menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga memfasilitasi transaksi bisnis yang signifikan. Dalam business matching, tercatat total pembiayaan syariah mencapai Rp13,68 miliar, ekspor senilai Rp4,087 miliar, dan perdagangan domestik sebesar Rp4 miliar. (Budi Arya)