SURABAYA | duta.co – Mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Surabaya memecahkan rekor membuat video vlog terbanyak di Indonesia.

Video vlog bertajuk Bangga Unesa itu sebanyak 19.858 yang dibuat oleh seluruh maba Unesa dari berbagai program studi dan fakultas.

Piagam dari Museum Rekor Indonesia (MURI) diberikan Lutfi Syah Pradana kepada Rektor Unesa, Prof Nurhasan saat inagurasi PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru), Senin (25/8/2025).

Lutfi Syah mengungkapkan Unesa selalu memunculkan ide:ide baru dalam setiap kegiatannya. Dan kegiatan itu selalu dikenang dan dicatatkan. “Tidak ada kegiatan yang tidak dicatatkan ke MURI. Sudah punya puluhan piagam MURi tapi rasanya akan selalu ingin nambah,” ujar Lutfi Syah.

Video Vlog Bangga Unesa ini wajib dibuat semua maba Unesa. Tema yang ditentukan adalah peduli lingkungan. Video vlog ini dilombakan dan dipilih 10 terbaik, juara satu mendapatkan uang tunai Rp 5 juta, juara dua sebesar Rp 3 juta dan delapan juara ketiga sebesar masing-masing Rp 1 juta.

Rektor Cak Hasan, panggilan akrab Nurhasan mengaku Bangga Unesa Peduli Lingkungan ini untuk melatih mahasiswa agar lebih memiliki rasa kepedulian untuk menjaga lingkungan sekitar. “Siapa lagi yang akan menjaganya kalau bukan kita semua,” ungkapnya.

Di hadapan mahasiswa Cak Hasan berharap Unesa bisa melahirkan generasi yang tidak hanya pandai secara akdemis tapi juga tangguh, berintegritas dan berdaya saing.

“Berbanggalah kalian semua bisa menjadi bagian dari Kampusnya Para Juara ini. Karena peminat untuk masuk ke Unesa itu 115 ribu, namun yang diterima hanya 20 ribu,” tuturnya.

Dapat Penghargaan dari BEI

Di kesempatan yang sama, Unesa juga mendapatkan penghargaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur. Penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi karena Unesa sebagai kampus penggerak literasi dan inklusi pasar modal.

Yunita, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur menyerahkan penghargaan kepada Cak Hasan.

Yunita mengaku perluasan kerjasama dengan kampus itu perlu dilakukan. Karena hingga kini literasi dan inklusi finansial masih belum maksimal.

“Kita terbuka untuk kerjasama edukasi agar bisa lebih luar menyebarkan literasi dan inklusi keuangan,” tuturnya dalam pidatonya.

Dari survei yang dilakukan OJK pada 2024 lalu, indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen di mana literasi keuangan konvensional sebesar 65, 08 persen dan syariah sebesar 39,11 persen. Sementara inklusi keuangan sebesar 75,02 persen dimana keuangan konvensional sebesar 73,55 persen dan keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

Dihadapan maba juga, Yunita mengungkapkan jumlah investor saham hingga Juli 2025 yang mencapai 1,9 juta SID. “Kamk perkenalkan cara berinvestasi dengan benar. Memberikan bekal pengetahuan dan literasi,” katanya.

Yunita juga berpesan pentingnya literasi. Dengan memahami berbagai hal tentang keuangan maka akan bisa menghindari berbagai hal negatif yang biasanya dialami banyak anak muda.

“Melakukan analisis keuangan untuk kebutuhan sehari-hari itu penting. Tolong  tdipikirkan tindakan misalnya kalau mau memakai paylater dan sejenisnya. Agar tidak terjerat pinjol,” jelasnya. lis

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry