Mohammad Nuh saat berbicara di acara Taraweh Bersama yang digelar FK Unair, Minggu (20/5) malam. DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Rangkaian teror bom di Surabaya jangan disikapi dengan duka yang berlebihan. Karena kehidupan terutama pendidikan harus terus berjalan.

Hal itu diungkapkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh. Nuh mengatakan masa berkabung itu wajar dan selalu ada dalam setiap peristiwa duka yang terjadi.

“Tapi tidak boleh berkelanjutan. Kita harus introspeksi terhadap terjadinya kedukaan ini,” ujar Keta Badan Wakaf Indonesia ini di depan pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Unair, Minggu (20/5) malam.

Nuh mengingatkan agar rasa duka ini memang tidak berkelanjutan apalagi sampai ke dunia pendidikan. Karena pendidikan sekuensinya seperti kereta api.

“Jadwal pelajarannya sudah jelas tahapannya. Jangan sampai menghilangkan sekuensi apa yang sudah disusun dalam mata pelajaran. Karena  rentetannya panjang,” jelas Nuh.

Nuh mengungkapkan hal itu karena sejak terjadinya teror bom di Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya meliburkan semua sekolah padahal waktu itu sedang menghadapi ujian akhir semester.

“Jangan sampai menghilangkan materi-materi yang sudah disusun sejak lama,” tukas Nuh.

Nuh berharap, jika ada beberapa siswa yang terlibat dalam aksi teror ini, pihak sekolah harus lebih hati-hati.

Dikatakannya, segala bentuk kegiatan di luar kegiatan pelajaran harusnya digabung agar lebih bermanfaat.

“Kalau ada kegiatan-kegiatan lain di luar mata pelajaran, maka kegiatan itu harus menumbuhkan semangat kebersamaan dan anti kekerasan,” tandasnya.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU mengatakan, FK Unair khususnya sangat mendukung pemerintah untuk memberantas radikalisme. Dikatakannya, Unair tidakpernah menghendaki radikalisme masuk ke kampus.

“Kalau ada itu sudah jelas pelanggaran berat. Kita akan junjung NKRI. NKRI harga mati,” tandasnya dalam kesempatan yang sama.

Karena itu, komunikasi sangat penting dilakukan. Sama halnya dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang membuat semua sivitas akademika di FK Unair bisa bersatu.

Salah satunya adalah dengan menggelar taraweh bersama di setiap bulan Ramadan.

“Ini kegiatan tahunan di bulan yang terbaik. Agar kita diingatkan untuk menjadi dokter yang mandiri, inovatif dan terkemuka dengan moral yang baik pula,” jelas Soetojo. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry