JAKARTA | duta.co – Movable concrete barrier (MCB) beton yang menutup Simpang Mampang, Jakarta Selatan dirusak pengendara dan oknum warga sekitar. Padahal penutupan tersebut sebagai salah satu cara mengurangi kemacetan di jalan sekitarnya.

Salah satu pengendara mobil yang melintas, Taufan Alatas mengungkapkan bahwa penutupan simpang tersebut sebenarnya bagus sebagai langkah mengurangi kemacetan. Hanya saja sosialisasi yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI masih dirasa kurang.

“Sosialisasi yang diberikan Dishub kepada masyarakat, seharusnya kan bisa dengan menggunakan banyak media yang mumpuni. Seperti billboard di sekitar lokasi, spanduk, media massa dan juga media sosial. Petugas juga mesti siap menjaga dan menerapkan hukum,” ujarnya, Sabtu (19/5/2018).

Terkait hal ini, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh oknum warga dan pengendara. Padahal kebijakan itu dibuat untuk mengurangi kemacetan.

“Sebenarnya kita buat seperti itu untuk kelancaran dan demi keselamatan,” ucapnya.

Sementara Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Christianto meminta warga untuk tidak merusak fasilitas yang ada. Karena uji coba penutupan tiga Simpang Mampang sudah melalui proses kajian.

“Kami ikut prihatin, harusnya masyarakat ikuti aturan. Itu kan sudah dirapatkan dan disosialisasikan juga. Kami akan evaluasi lagi, bagaimana keinginan masyarakat juga. Tapi kami harap masyarakat tidak main hakim sendiri,” tegasnya.

Pihaknya memastikan akan merapihkan kembali MCB yang dirusak oleh oknum warga. Namun perapihan akan dilakukan pada malam hari agar tidak menganggu lalu lintas.

“Petugas tetap di lapangan tapi memantau dari jauh, untuk faktor keamanan juga,” tandasnya. (bdr)