Penyampaian materi oleh Munawir Aziz dalam workshop "Literasi Digital untuk Dunia Pendidikan" yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Jombang, di Hotel Yusro, Ahad (18/10/16). (FT/DOK)
Penyampaian materi oleh Munawir Aziz dalam workshop “Literasi Digital untuk Dunia Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Jombang, di Hotel Yusro, Ahad (18/10/16). (FT/DOK)

JOMBANG | duta.co — Perkembangan teknologi dan media digital yang masif harus dibarengi dengan kecerdasan bermedia. Dunia pendidikan harus merespon perkembangan ini, agar tidak tertinggal dari dinamika zaman.

Selain itu, kecerdasan bermedia perlu menjadi kesadaran lintas kelompok untuk memahami arus informasi yang terjadi. Untuk apa? Agar tidak ada hoax dan berita palsu yang menjadi sumber fitnah.

Inilah yang menjadi isu diskusi, dalam workshop “Literasi Digital untuk Dunia Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Jombang, di Hotel Yusro, Ahad (18/10/16). Workshop ini, dihadiri narasumber Munawir Aziz (LTN PBNU, pegiat literasi digital), Gus Atho’illah Ayik (Ketua ISNU Jombang) dan Sekjen PP ISNU, Khalid Syaerozi.

Dalam agenda ini, Munawir Aziz menegaskan pentingnya literasi digital untuk pendidikan. “Saat ini, perkembangan pengguna internet di Indonesia luar biasa. Catatan riset berada pada posisi 4, dalam rangking pengguna internet di Asia. Namun, sebagian besar netizen di negeri ini, masih sebagai konsumen, bukan kreator,” terang Munawir.

Dalam isu yang lebih besar, Munawir melihat ada upaya adu domba, fitnah dan persebaran konten-konten hoax yang diproduksi masif. “Hoax menjadi tantangan bagi kita. Karena, virus share berita hoax tidak mengenal pendidikan. Belum pasti yang terdidik, bisa menganalisa mana konten yang terverifikasi benar, mana yang bohong,” ungkapnya. Untuk itu, literasi digital menjadi sangat penting.

Ketua ISNU Jombang, Gus Athoillah Ayik mengingatkan pentingnya media bagi aktivis pesantren dan lintas generasi nahdliyyin. “Kita harus cerdas bermedia. Teman-teman harus bergerak untuk mengaktifasi jaringan pesantren agar memahami mekanisme media sosial. Jangan hanya jadi konsumen, haruslah jadi penggerak yang aktif,” jelasnya.

Agenda ini, dihadiri para kader nahdliyyin, pengasuh pesantren, dan para guru yang selama ini bergerak di bidang pendidikan. Dengan literasi digital, diharapkan dapat menginspirasi dunia pendidikan. (ain)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry