SURABAYA | duta.co – Lima rumah sakit di bawah Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (Arsinu) dijadikan percontohan penanganan Covid-19. Penunjukan itu atas kerjasama Arsinu dengan Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara.
Kelima rumah sakit Arsinu yang dijadikan pilot project itu adalah RSI Demak, RSI Unisma Malang, RSI Siti Hajar Sidoarjo, RSI NU Tuban dan RSI Surabaya Ahmad Yani Surabaya.
Sosialisasi pemilihan lima rumah sakit itu dilakukan Selasa (7/12/2021) di RSI Surabaya Ahmad Yani sekaligus diisi dengan talkshow “Dukungan Peningkatan Kesiapan dan Respon RS NU terhadap Covid-19 dan Penyakit Menular Baru Lainnya”.
Direktur Eksekutif Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara, Dr Esty Febriani, MKes mengatakan lima rumah sakit yang akan menjadi percontohan itu atas kesepakatan antara Lentera dengan Arsinu.
“Kita memang menggandeng Arsinu dan dipilih lima rumah sakit itu karena pengalaman-pengalaman mereka dalam menangani pasien Covid-19 selama pandemi ini,” ujar Esty.
Untuk tahap awal, lima rumah sakit ini akan diberi pelathan-pelatihan terutama untuk sumber daya manusia (SDM)-nya. “Kita akan latih dalam waktu dekat ini. Kesiapan untuk antisipasi adanya serangan ketiga Covid-19. Supaya bisa lebih siap. Selama ini rumah sakit itu sudah cepat dan tanggap dalam penanganan Covid-19,” ujar Esty.
Ketua Arsinu, dr HM Zulfikar As’ad mengaku tersanjung dengan dipilihnya lima RS Arsinu untuk jadi percontohan ini.
Dikatakan dr Zulfikar saat awal dinyatakan pandemi Covid-19, RS di bawah Arsinu juga kebingungan bagaimana melayani pasien. Tapi Arsinu bergerak cepat dan memerintahkan 37 rumah sakit yang bernaung di bawahnya untuk segera memisahkan layanan dan sumber daya manusia (SDM) yang ada antara Covid-19 dan non Covid-19.
“Walau berat tapi kami bisa. Padahal waktu itu semua RS Arsinu belum ditunjuk jadi rumah sakit rujukan Covid-19. Tapi kami harus siapkan, ketika ditunjuk kami sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan. Terbukti beberapa rumah sakit Arsinu ditunjuk jadi RS rujukan dan kami sudah siap,” jelasnya.
Hal itu dibenarkan Direktur RSI Unisma, dr Tri Wahyu Sarwiyata,MKes. Diakuinya, sangat berat bagi RS NU untuk memenuhi instruksi dari Arsinu dalam memisahkan layanan dan SDM. “Pemisahan itu butuh dana yang tidak sedikit. Tapi kami bertekat membantu pemerintah untuk penanganan Covid-19 ini. Dan akhirnya kami berhasil,” tukasnya.
Direktur RSI Surabaya Ahmad Yani, dr Dodo Anondo juga merasakan hal serupa. Dr Dodo yang juga Ketua Persi Jatim ini mengaku salut dengan rumah sakit yang sudah berkomitmen membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19. “Kami berjuang untuk bisa memberikan layanan yang terbaik,” tandasnya.
Karenanya di saat kondisi Covid-19 sudah mulai landai, dr Dodo berharap, RS baik yang di bawah Arsinu dan Persi bisa terus siaga. Ruang perawatan dan tempat tidur yang selama ini khusus Covid-19 harus terus disiapkan.
“Jangan semua dialihkan ke perawatan biasa. Kita antisipasi gelombang ketiga, adanya varian baru dan sebagainya. Kita harus terus siaga karena pandemi ini masih terus berlangsung,” jelasnya.
Dikatakan dr Dodo, semua masukan itu sudah disampaikan kepada direktur RS di bawah Arsinu dan Persi Jatim yang jumlahnya lebih dari 400 RS.
“Ada surat resminya kita keluarkan supaya semua waspada. Memang kita lebih siap melakukan penanganan karena sudah berpengalaman. Tapi tetap harus antisipasi, gerak cepat, tepat dan tanggap,” tukasnya.
Untuk RSI Ahmad Yani sendiri, kata dr Dodo, tetap menyiapkan ruang perawatan khusus Covid-19 dan tetap memisahkan layananya. “Kami selalu siap untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi,” tukasnya. end