SURABAYA | duta.co – Tuntas sudah Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) 2020 Periode ke-4 yang digelar Fraksi PKS DPR RI, Selasa (22/10) kemarin. Meski LBKK kali ini digelar secara virtual — lantaran pandemi Covid-19 — tetapi, tidak menyurutkan semangat para santri untuk mengikutinya.
Gebyar LBKK PKS ini, ternyata ‘menggetarkan’ jagat pesatren. Tidak sedikit santri yang memberikan apresiasi dengan digelarnya LBKK.
“Terus terang, ini menjadi tantangan tersendiri bagi santri. Bukan cuma hadiah yang dituju, tetapi, ikut serta menjaga kualitas dan kemampuan membaca kitab kuning, ini perlu digalakkan,” demikian komentar H Muhtazuddin SH, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Hamalatul Quran (PPHQ), Jombang, kepada duta.co, Rabu (23/12/2020).
Tahun depan, jelasnya, PPHQ yang merupakan pondok khusus tahfidz Alquran, akan mengikutsertakan santrinya sebagai peserta. “Kami baru mengetahui kalau ada LBKK PKS. Tahun depan, isnyaAllah PPHQ akan mengirim santri terbaiknya untuk mengikuti LBKK,” jelasnya.
LBKK kali ini dibuka secara resmi oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu, ditutup Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri. PKS sendiri, bisa disebut pertama kali ada partai politik yang peduli dengan keberlangsungan tradisi baca kita kuning.
“Fraksi PKS yang pertama menggelar Lomba Baca Kitab Kuning di DPR sejak Indonesia merdeka,” demikian Ketua Fraksi PKS di DPR Dr H Jazuli Juwaini disambut geer para perserta.
Menurut Jazuli, meskipun digelar virtual, sama sekali tidak mengurangi antusiasme peserta. Tercatat, LBBK diikuti 1.744 santri dan santriwati dari 635 pondok pesantren dan tersebar di 216 kabupaten/kota dari 21 provinsi ikut acara ini.
Tahun ini, lomba memperebutkan hadiah total Rp 752.220.000. Hadiah utama umrah ke Tanah Suci. Untuk memperoleh juara yang kualitas, PKS menurunkan dewan juri KH Syuhada’ Syarkun, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Muslih Abdul Karim, Ketua Umum Mapadi, dan KH Ali Akhmadi, Ketua BPKD PKS.
Masih menurut Jazuli, LBBK yang sudah memasuki tahun ke-4 ini adalah bentuk konsistensi Fraksi PKS dalam menyiarkan khazanah keilmuan pesantren. “Lomba Baca Kitab Kuning ini kami selenggarakan sebagai bentuk kecintaan kepada khazanah keilmuan Islam, sebagai bentuk kecintaan pada ulama, sebagai sebagai upaya untuk menjaga akidah ahlussunah wal jamaah,” kata Jazuli.
Hal ini, jelasnya, sejalan dengan garis perjuangan Fraksi PKS yang memperjuangkan kerakyatan, keumatan, dan pengukuhan nasionalisme Indonesia. Dalam wilayah keumatan, Fraksi PKS bersama-sama fraksi lainnya telah berhasil mengesahkan Undang-Undang Pesantren.
Menjaga Tradisi Pesantren
Dr Moh Mukhrojin SPdI, SH, MSi, Pengasuh Pondok Pesantren Bismar Almustaqim, Surabaya, juga memberikan acungan jempol atas pelaksanaan LBKK PKS. Menurutnya, LBKK ini berdampak positif bagi santri, karena membaca kitab kuning adalah bagian dari (tradisi) keilmuan pesantren.
“Kemampuan membaca kitab kuning bagi santri adalah wajib. Karenanya, LBKK ini akan turut serta menjadi tradisi keilmuan pesantren. Ini perlu dipertahankan,” jelas salah satu dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya ini kepada duta.co.
Menurut Mukhrojin, pihaknya juga tengah mengembangkan ‘cara baru’ membaca kitab kuning. Bedanya, yang tengah dikembangkan ini, adalah kemampuan memaknai kitab dengan bahasa Indonesia, tetapi tetap model membacanya seperti bahasa Jawa. “Ini untuk mengatasi santri-santri yang tidak mampu berbahasa Jawa,” tegasnya.
Adapun pemenang LBKK 2020 ke-4 Fraksi PKS DPR adalah, juara I atas nama Maulana Ansori, perwakilan dari Ponpes Al-Ansori Lebak, Banten. Juara II, Hanif Juwardi, perwakilan dari Ponpes Al-Fatah Kubu Raya, Kalimantan Barat. Juara III, Hilmi Taftajani, perwakilan dari Ponpes Ar-Rafi’ Jagakarsa, DKI Jakarta.
Juara Harapan I, Maya Nur Halizza, perwakilan dari Ponpes Diponegoro, Klungkung, Bali. Harapan II, Ahmad Fitriyadi, perwakilan dari Ponpes Darussalam Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Harapan III, M. Agus Efendi, perwakilan dari Ponpes Al-Barokah, Karangwaru, Tegalrejo, DI Yogyakarta. (mky)