General Manager PG Assembagoes Danang Krisworo, ST, M.SM saat melakukan konfrensi pers. (duta.co/heru)

SITUBONDO | duta.co – Mensikapi keluhan masyarakat Dusun Kampung Timur, RT.001/RW.006, Desa Trigonco Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo yang terkena dampak polusi limbah Pabrik Gula Asembagus, berupa ampas tebu yang menimbulkan penyakit kulit, batuk dan pilek, PG Asembagus melaksanakan pengobatan gratis, Senin (5/8/2019).

Keterangan yang disampaikan Ketua RT, Ny. Ansori disela pengobatan gratis yang dilaksanakan PG Asembagus mengatakan, akibat tumpukan ampas tebu di pabrik gula yang diterpa angin itu, maka masyarakat yang ada di belakang PG Asembagus terserang penyakit batuk dan pilek serta gatal-gatal.

Kejadian ini, sambung  Ny. Ansori, sudah berlangsung cukup lama. Tapi, warga baru berani mengeluhkan sejak sepekan lalu.

“Rata-rata warga yang terkena dampak ampas tebu mengalami batuk pilek dan sebagian kecil mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh. Beruntung, PG Assembagoes langsung memberikan pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, menyikapi keluhan masyarakat yang terkena dampak polusi ampas tebu, PG Assembagoes langsung memberikan pelayanan pengobatan gratis di Desa Trigonco dan Desa Gudang, Kecamatan Asembagus.

“Untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat yang kena dampak polusi ampas tebu PG Asembagus, maka kami mendatangkan dokter,” jelas Manajer Komersial Konsorsium WBM, PG Asembagus, Agung Perwira

Lebih lanjut, Agung Perwira mengatakan, dengan adanya peningkatan kapasitas giling dari 3 ribu ton menjadi 6 ribu ton giling perhari, maka pihak PG menggunakan bahan bakar alternatif Bagas atau ampas tebu yang digiling.

“Secara sistem pemakaian Bagas ini masih dalam pengujian atau penyempurnaan. Kita juga sudah menampung keluhan atau komplin masyarakat. Dan kita juga telah melakukan tindakan prepentif dengan cara menutup sumber-sumber bagas yang bocor keluar,” jelas Agung.

Dari peristiwa ini, sambung Agung, PG Assembagoes telah melakukan perbaikan. “Kami telah mengcover titik-titik yang menghasilkan ampas tebu keluar dengan memasang paranet dan seng-seng, kami berharap besok lusa perbaikan sudah rampung 100 persen. Dengan adanya peristiwa polusi ampas tebu, kami tetap berkomitmen akan tetap menjaga dampak lingkungan dan melakukan perbaikan-perbaikan,” paparnya.

Dilain pihak, Manger Pengelolaan PG Assembagoes Ahmad Harianto saat dimintai komentar sejumlah wartawan mengakui, adanya kebocoran sisa ampas tebu yang halus.

“Dengan adanya ketel yang baru mestinya debu halusnya sudah tak kelaur. Selain itu, ada fasilitas penangkapnya yang bernama ESP. Karena saat ini masih dalam proses van tuning dan menunggu setting termak, yakni setting dari ESP tersebut, maka ampas halus tebu tersebut tidak tersaring dengan sempurna, sehingga berterbangan,” tuturnya.

Kalau dilihat dari evaluasi beberapa hari ini, sambung Ahmad, munculnya ampas tebu halus yang berterbangan keluar area tersebut, terjadi dari bagas kompeyor yang posisinya dari gilingan sampai boiler sangat tinggi. Terutama di BC 7,8 dan 9. “Begitu kondisi angin besar bertiup, maka ampas halus itu berterbangan,” jelasnya.

Semoga, kata Ahmad, dalam waktu satu dua hari ini, ampas halus tebu yang dijadikan bahan bakar alternatif sudah tidak lagi mengganggu atau dirasakan warga sekitar PG Asembagus. “Dengan perbaikan-perbaikan yang sudah kita lakukan, tidak ada lagi polusi seperti kemarin-kemarin,” pungkasnya.

General Manager PG Assembagoes Danang Krisworo, ST, M.SM dihadapan sejumlah wartawan mengatakan bahwa, pihaknya tak akan membohongi masyarakat, karena PG Assembagoes merupakan perusahaan milik negara. Perusahaan ini juga untuk masyarakat petani tebu di Asembagus dan sekitarnya.

“Kapasitas giling PG Assembagoes dari 3000 ton meningkat menjadi 6000 ton dilakukan untuk kesejahteraan para petani tebu dan masyarakat,” jelas General Manager PG Assembagoes Danang Krisworo.

Tak hanya itu saja yang disampaikan General Manager PG Assembagoes Danang Krisworo, namun dia juga menjelaskan bagi masyarakat yang terkena dampak dari proses pembangunan PG Assembagoes, maka pihak PG siap melakukan ganti rugi.

“Harapan saya PG Assembagoes bisa giling normal yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani tebu Situbondo,” harapnya.  (her )