BNPT: Komjen Pol Suhardi Alius, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) saat mengisi Harlah Muslimat NU ke – 71 di GOR Jayabaya (duta.co/nanang)

KEDIRI| duta.co – Terkait indikasi munculnya benih – benih teroris yang disebar di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kini menerapkan dua konsep yang diharapkan mendapat dukungan semua pihak, tentunya dengan mengandeng tokoh ulama dan masyarakat. Hal ini disampaikan, Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, pihaknya menerapkan kontra narasi dan kontra propaganda. Pernyataan ini disampaikan usai memberikan ceramah dihadapan ribuan Muslimat NU dalam rangka Harlah ke – 71 se – Jawa Timur yang digelar di GOR Jayabaya, Minggu (2/4/2017).

Dengan mengandeng para tokoh ulama Nahdlatul Ulama, Komjen Suhardi Alius rutin melakukan kunjungan ke daerah untuk melakukan deteksi dan pelatihan atas pencegahan wabah teroris.

“Saat ini kami melakukan sosialisasi dan pelatihan bagaimana virus – virus teroris ini tidak menyebar di kalangan keluarga. Mereka menyebarkan ayat – ayat suci yang diulang – ulang dan jika dibiarkan, maka dikuatirkan masyarakat akan membenarkan,” jelas mantan Kabareskrim Mabes Polri.

Untuk itu, pihak BNPT tergabung dalam Satgas Kominfo terus melakukan program kontra narasi dan kontra propaganda atas bahaya teroris yang kini menggunakan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi.

“Bila dulu melakukan ba’iat secara langsung dengan bertatap muka, kini bisa dilakukan lewat online dan dilakukan terus – menerus. Untuk itu, kami mengawasi keberadaan media sosial, agar tidak disalahgunakan,” jelasnya.

Menurut, Suhardi Alius, keberadaan tokoh ulama sangat diperlukan untuk membantu melawan beragam aksi terorisme. Seperti aksi ormas besar yang kini kerap menggelar aksi demonstrasi, menurut Kepala BNPT, justru dipertanyakan arti Sumpah Pemuda yang disepakati pada Tahun 1928.

“Ada ormas besar ingin memaksakan kehendak, bahwa di dalam negara yang majemuk ini telah disepakati sejak Tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda,” jelasnya.

Terkait keberadaan perusahaan yang dibiayai sekelompok teroris, Kepala BNPT menegaskan tidak ada hubungannya dengan kehadiran dirinya. Termasuk maraknya sejumlah perusahaan telepon genggam yang memperkerjakan tenaga asing, diantaranya di Kediri.

“Tidak, saya kesini untuk memberikan pencerahan atas undangan Muslimat dan mendampingi Ibu Khofifah (Mensos). Kami belum berpikir ke arah itu,” jelasnya. (nng)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry