Tampak peserta Susbanpim (Kursus Banser Pimpinan) di Aula Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI), Makassar. (FT/Rakyatsulsel)

MAKASSAR| duta.co – Keluarga besar  GP Ansor dan Banser diminta terus siaga menjaga Indonesia. Karena sejumlah pihak berharap Nahdlatul Ulama (NU) tetap kokoh karena menentukan nasib Indonesia 30 tahun mendatang. Demikian disampaikan Instruktur Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) IV, Adnan Anwar.

“Masa depan Indonesia ada di NU. Yang ngomong ini bukan saya. Tapi sejumlah pejabat negara dan duta besar beberapa negara sahabat,” ujar mantan Wasekjen PBNU, Senin (27/3/2017), pada peserta Susbanpim di Aula Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI), Makassar.

“Kalau NU-nya kuat, maka Indonesia kuat. Kalau NU-nya lemah, Indonesia lemah. Setiap ada masalah di Indonesia yang menjadi solusi selalu NU. Ia mencontohkan, dari beberapa pemberontakan, NU selalu berpartisipasi menjaga Indonesia. Kalau tidak ada Banser, Indonesia menjadi negara komunis,” kata dia lagi.

Adnan menambahkan, kalau mau menghancurkan NKRI, hancurkan dulu NU, hancurkan dulu GP Ansor, dan hancurkan dulu Banser. “Dan NU hari ini, faktanya diserang sejumlah pihak. Banser di-bully dengan berita hoax membubarkan pengajian. Faktanya tidak demikian. Tujuan mereka yang menyerang NU hingga Banser itu ingin menghancurkan NKRI yang dilahirkan ulama-ulama,” katanya.

Ia menegaskan, Indonesia sudah disepakati 1873 ulama di Aceh. Para orang alim di Serambi Mekah itu telah merumuskan Jumhuriyah Indonesia (Republik Indonesia) dan disebarkan hingga ke Papua untuk membangun cita-cita kesatuan tanah dan bangsa Indonesia.

“Kalau 30 tahun mendatang NU kuat dan masih mempunyai Banser-Banser yang sakti semacam sahabat-sahabat, maka, NKRI masih kuat,” ujar Adnan disambut gemuruh tepuk tangan antusias Banser dari Sulawesi, Kalimantan, Papua dan beberapa provinsi lain di Indonesia. (nuo)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry