LAGA BOLA :  Perkenalkan SSB Porasda ke Masyarakat SSB Porasda. Baru dibuka dan dikelola lima bulan lalu minat masyarakat memasukkan anak-anak mereka untuk belajar dan berlatih di SSB ini cukup tinggi. (duta.co/dok)

GRESIK | duta.co -Siapa bilang usia tua jadi hambatan untuk aktif berolah raga? Inilah yang dibuktikan pecinta bola di Gresik, Jatim, lewat “Kedanyang Cup 2019” yang akan digelar mulai 31 Agustus hingga 29 September 2019.

Laga sepak bola dalam “Kedanyang Cup 2019” ini tergolong unik. Sebab, semua klub yang diundang dan dipertandingkan bukan lagi para pesepak bola dari kalangan kawula muda, tetapi sudah tergolong sepuh. Ya, para pesertanya usianya minimal 40 tahun, usia yang sudah masuk kategori “senja” dalam dunia olahraga.

Diharapkan, dengan menghadirkan pemain-pemain sepuh namun masih bagus dalam mengocek bola, ini akan jadi stimulasi bagi anak-anak muda untuk mencintai olahraga, khususnya sepak bola.

“Meski yang main nanti sudah tua-tua, tapi mereka bagus-bagus loh, karena rata-rata mereka dulunya adalah pemain jadi di zamannya,” ujar Ketua Panitia “Kedanyang Cup 2019”, H. Nur Yahya yang juga Ketua Sekolah Sepak Bola (SSB) Porasda ini.

Dikatakan, “Kedanyang Cup” baru tahun ini diselenggarakan dan akan digelar secara rutin. Dimulai pada 31 Agustus, turnamen dengan menggunakan sistem setengah kompetisi ini diikuti oleh enam klub. Keenam nya adalah: Kedanyang All Star, Petroges All Star, Jaka Petrokimia (eks pemain Petrokimia Putra), Gresik All Star (eks pemain Persegres), Wilmar All Star, dan Sumbermas All Star.

Ia menambahkan, dihelatnya “Kedanyang Cup 2019” ini sekaligus memperkenalkan Sekolah Sepak Bola (SSB) Porasda yang dikelolanya. SSB Porasda baru dibuka dan dikelola lima bulan lalu. Tetapi, minat masyarakat memasukkan anak-anak mereka untuk belajar dan berlatih di SSB ini cukup tinggi.

Untuk kelas U-10 (Usia 10 tahun), misalnya, kini sudah memiliki 40 siswa. Sementara untuk kelas U-15 yang telah bergabung 15 siswa. Untuk melayani para siswanya, SSB yang ber-home base di Desa Kedanyang, Kec. Kebomas, Gresik ini mendatangkan tiga pelatih berlisensi dengan jadwal berlatih setiap Kamis sore dan Minggu pagi setiap pekannya.

“Apa yang kami lakukan ini sebagai bentuk kepedulian dan sumbangsih terhadap upaya pengembangan sepak bola bagi masyarakat, khususnya di Gresik yang saat ini kelihatan stagnan dan terkesan beku, ” pungkas Yahya.  (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry