SURABAYA|duta.co – Salah satu tonggak bersejarah dalam membangun peradaban zakat di Indonesia tengah berlangsung di Jawa Timur yakni Konferensi Zakat Nasional (KZN) 6-8 Februari di Surabaya. Rangkaian Konferensi dimulai Senin 6 Februari 2017 agenda Karantina Asesor Kompetensi.
Pertemuan ini merupakan forum tertutup khusus untuk 22 Asesor Kompetensi yang telah mendapatkan sertifikat dari BNSP. Targetnya adalah menetapkan draft rumusan skema Kompetensi dan SKKNI Amil Zakat untuk diajukan ke Pemerintah. Sehingga segera bisa digunakan sebagai standar untuk sertifikasi Kompetensi Amil Zakat.
Aspek strategis dari Pertemuan ini, bahwa profesi Amil Zakat akan masuk ke dalam sistem pengakuan kompetensi profesional secara Nasional, sehingga tidak ada kedudukan LAZ yang lebih tinggi dari LAZ lainnya, semua akan diukur berdasarkan penguasaan standar kompetensi individunya.
Agenda kedua yakni High Level Meeting HRD Conference. Pertemuan para pengambil kebijakan HRD dari seluruh LAZNAS dan LAZ dari Jatim. Di pertemuan ini akan dipaparkan perkembangan sistem kompetensi Amil Zakat dan bagaimana grand design-nya mendatang.
Hal ini menjadi masukan yg sangat strategis bagi setiap pimpinan LAZ agar segera _menciptakan kebijakan yang sinergi/menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pertemuan ini juga bisa menjadi ajang perluasan horison/pengayaan bagi pimpinan LAZ dan bidang HRD-nya agar memahami bagaimana pengelolaan amil zakat yang ideal dalam lingkup organisasi LAZ. Karena akan berimplikasi kepada sistem penggajian, pengukuran kinerja.
Agenda lain yakni Pembukaan Rapat Kerja Nasional FOZ. Pada kesempatan akan ada launching “Syarikat Amil Indonesia”, semacam serikat pekerja khusus untuk para amil zakat di Indonesia. Tiga pilar utama dalam desain pembangunan Profesionalisme Amil Zakat, yakni sekolah Amil, Sertifikasi Kompetensi Amil Zakat dan Syarikat Amil Indonesia. (imm)