Dosen PGSD dan PPG, FKIP
KURIKULUM berisi sekumpulan rencana, tujuan dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik.
Jika dilihat secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu.
Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga. Jadi, kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian, istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan.
Nana Sudjana mengatakan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.(Saylor Alexander, dan Lewis).
Menurut kedua tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar sekolah.
Kalau dilihat isi, kurikulum adalah sekumpulan niat dan harapan tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.
Apa yang harus mereka capai? Supaya dapat bekerja di dunia kerja atau hanya untuk dapat berfikir bagaimana kehidupannya kelak! Dunia kerja banyak macamnya, bahkan sekarang macamnya sudah bertambah dan ada perkerjaan lama sudah ditinggalkan karena usang dan tidak pernah digunakan lagi. Sudah ditinggalkan kerena sudah dapat digantikan oleh alat yang lebih canggih dan tidak rewel seperti manusia adanya.
Menurut Rhenald Kasali Ketika bentuk pasar berubah, konsumen pun akan berubah. Dengan demikian pengetahuan yang dahulunya sangat dibutuhkan sekarang sudah berubah pemakaiannya.
Jadi bagaimana mensiasati keadaan dunia kerja yang berubah ini? Maka perlu pembenahan disana sini kurikulum yang ada sekarang. Yang perlu diubah adalah bagaimana cara mengajarkan ilmu kepada siswa. Ada beberapa negara ssudah tidak memerlukan kelas, buku, rapor (nilai), rapor, tetapi magang yang diperlukan.
Dengan adanya merdeka belajar rupanya mengikuti model TETR College yang diterapkan dengan magang. Magang tidak hanya di negaranya sendiri tetapi keluar dari negaranya misalnya ke Amirika Serikat, Uni Emirat Arab, Italia, Prancis dan Brasil.Dengan demikian siswa memiliki pengalaman berbisnis, atau langsung pada dunia nyata.
Dengan demikian mereka langsung terjun ke dunia bisnis, atau yang lain sessuai dengan kemuan mereka.
Sebenarnya pendidikan TETR ini untuk mengantisipasi era pasca artificial general intelligence (AGI), yang tidak dapat dibendung dengan oleh siapapun dan apapun. Yang dapat kita antisipasi adalah mengubah kurikulum yang ada sekarang, dan model pembelajaran yang dianggap tidak dapat menjawab perubahan jaman.
Pengalaman-pengaalaman dilakukan TETR ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pekerja dengan pelanggan nyata, membuat kampanye langsung, mengelola pembukuan akun, memperkuat konsep kelas, mendorong kreativitas dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengalaman langsung dan pengalaman praktis dan geografis karena mereka berkeliling ke negara-negara belahan dunia.
TETR mengkurasi pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk benar-benar meresapi pengalaman dan filosofi darai berbagai budanya di negara yang dikunjungi. *