MOJOKERTO | duta.co – Pj Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi melakukan Kunjungan Iman dan Takwa (Imtak) ke SMPN 1 Kota Mojokerto, jalan Gajah Mada, dengan didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Ruby Hartoyo, Kamis (29/2/2024).
“Seperti melihat quantum list masa depan. Adik-adik ini nanti adalah back bone, tulang punggungnya negeri ini,” ujar Ali Kuncoro mengawali interaksi dengan puluhan siswa.
Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini juga menyampaikan, siswa yang hadir rata-rata usia 15 tahun. Maka tantangannya nanti pada Indonesia Emas tahun 2045. “Saya doakan adik-adik jadi pemimpin di negeri ini,” doanya, seraya disambut amin serentak oleh siswa dan guru.
“Saya yakin pasti ada yang muncul, ada yang jadi pejabat pemerintahan, ada yang jadi legislatif, ada yang jadi pengusaha, dan ada yang jadi wali kota Mojokerto,” ujar Mas Pj, lagi-lagi disambut amin serentak.
Sebelumnya, lanjutnya, tahun 2030 merupakan bonus demografi, dimana sebagian besar penduduk diisi oleh orang-orang muda produktif. “Siapa? Ya kalian ini,” tandas Mas Pj.
“Kata kuncinya adalah disiplin dan belajar dengan tekun.Jangan lupa minta doa restu kepada orang tua, khususnya ibu,” katanya.
Kemudian Mas Pj bercerita tentang Uwais al Qarni, pemuda asal Yaman. Dia paling dicintai oleh Rasulullah.
“Dia seorang yatim dan hanya tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan lumpuh di Yaman. Uwais juga memiliki penyakit di punggungnya. Dia sangat dicintai oleh Rasulullah karena dia sangat berbakti kepada ibunya,” tuturnya.
Uwais adalah sosok pemuda yang sholeh dan sangat memuliakan ibunya. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya.
Sang ibu yang sudah tua sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada uang, Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang ibu. Apalagi dari Yaman, perjalanan ke Makkah sangatlah jauh. Melewati padang tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.
Uwais terus berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu dan Uwais membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.
Setelah 8 bulan, berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram. Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat beban berat. “Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji,” lanjutnya.
Di tanah suci, Uwais al Qarni dengan tegap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Thowaaf di Kakbah. Di depan Kakbah air mata sang Ibu tumpah dan berdoa agar diampuni semua dosa-dosanya.
Ibunya pun bertanya pada Uwais, “Kamu berdoa apa nak?”
Uwais menjawab, “Cukup bagi saya ridhonya seorang ibu.”
Kemudian Mas Pj memberikan nasihat kepada siswa siswi SMPN 1 yang hadir. “Kalau pingin sukses, maka yakinlah bahwa tuhanmua di muka bumi ini adalah orang tuamu, khususnya ibu.Jangan sekali-kali tidak patuh terhadap orang tua,” katanya.
Sebelum menutup sambutannya, sekali lagi Mas Pj berpesan, “Kalau ingin sukses, patuhi kedua orang tuamu, yang tekun, disiplin, rajin, dan ikuti apa kata gurumu.” (ywd)