Rini Soemarno saat hadir di acara peringatan ke-21 Kemen-BUMN di GOR Sidoarjo Minggu 7 April 2019.

 

JAKARTA | duta.co – Kabar kubu Jokowi-Ma’ruf Amin semakin intensif memakai pegawai BUMN untuk kampanye semakin santer didengar masyarakat. Saat acara serangkaian peringatan ke-21 Kementerian BUMN di GOR Sidoarjo Minggu 7 April 2019 nuansa kampanye untuk Jokowi sangat kental.

Relawan Jokowi juga hadir. Video Menteri BUMN Rini Soemarno dalam pidatonya kampanye untuk Jokowi juga beredar di media sosial.

Mantan Sekretaris BUMN M. Said Didu mengatakan dalam postingannya di twitter,”Saya gagal mendidik yunior2 saya di @KemenBUMN yg saat ini sdh jadi pjbt tinggi di BUMN untuk menjadi benteng intervensi non korporasi dan menjaga netralitas BUMN. Ternyata kalian lbh memilih menjadi penikmat jabatan daripada menyelamatkan BUMN.”

Muhammad Said Didu juga mengunggah surat yang diduga sebagai alat pemaksa pegawai BUMN untuk kampanye Jokowi. “Apakah ⁦@KemenBUMN⁩ sudah menjadi ormas shg perayaan ulang tahun harus mengumpulkan BUMN dan keluarga BUMN sampai 150.000 orang ? Ini jelas2 abuse of power. Mari selamatkan BUMN cc ⁦@RamliRizal⁩ ⁦@Dahnilanzar⁩/” Demikian teks foto dalam unggahan tersebut.

Kabar terbaru soal seluruh pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebut-sebut mendapat paksaan untuk hadir dalam kampanye akbar Jokowi-Ma’ruf Amin di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Sabtu (13/4/2019) mendatang juga diunggah akun lain.

Pemaksaan dilakukan untuk menandingi jumlah massa yang hadir dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi di tempat yang sama, Minggu (7/4) kemarin. Seperti diketahui, jumlah massa Prabowo disebut tembus 1 juta orang.

Informasi ini pertama kali disampaikan oleh akun Twitter @IreneVienna. Menurutnya, pegawai BUMN yang enggan hadir terancam kena sanksi beragam.

“Pegawai BUMN dipaksa harus menghadiri kampanye Jokowi 13 April 2019. Dicatat nomor hp, diabsen kehadiran. Pegawai BUMN yang menolak hadir dikenakan sanksi mulai dari pembatalan bonus, penundaan kenaikan pangkat dan golongan, mutasi, dst. Mana nyali Anda @KPU_ID @bawaslu_RI?” tulis Irene seperti diberitakan Rmol Jakarta, Senin (8/4/2019).

Menurut informasi, kampanye akbar Jokowi-Ma’ruf nanti akan diwarnai dengan konser grup band Slank, yang bertajuk ‘Menuju Kemenangan Indonesia Maju’. Lalu apakah upaya ini akan berhasil? Tampaknya sulit. “Ya mungkin saja hadir sebab kan dipaksa para pegawai BUMN itu. Tapi soal mencoblos siapa, tidak ada yang tahu sebab kan rahasia,” kata Salamun, warga Jakarta, Selasa pagi tadi.

Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, menilai, selama ini kampanye paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi lebih efektif. Apalagi Kampanye Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu kemarin lebih efektif dibandingkan dengan paslon petahana, Jokowi-Ma’ruf.

“Soal efektifitas, kampanye terbuka dan langsung dihadiri oleh capres dan cawapresnya masih lebih efektif,” kata Igor.

Seperti diketahui, paslon 02 memang lebih memilih menggunakan gaya lama dengan bertatap muka langsung dengan masyarakat. Seperti yang terlihat dalam kampanya ‘putihkan GBK’ yang diklaim dihadiri satu juta orang itu.

Hal ini berbeda dengan Jokowi-Ma’ruf yang kerap menyelipkan teknologi modern, seperti penggunaan hologram di beberapa titik kampanye yang tak dihadiri keduanya.

Menurutnya, kampanye hologram yang dilakukan Jokowi-Ma’ruf lebih menitikberatkan pada kondisi paslon dan kepadatan jadwal kampanye. “Kampanye hologram 3D bisa jadi dipakai karena kesibukan petahana sebagai capres dan faktor usia cawapres 01. Berbeda dengan cawapres 02 Sandiaga Uno yang mampu mencapai 1.500 titik kunjungan ke berbagai daerah,” sebutnya.

Berkaca dari fenomena saat ini, Direktur Survei and Polling Indonesia (SPIN) ini pun memberi catatan bahwa masing-masing calon atau tim pampanye untuk jeli melihat kemauan rakyat. “Milenial memang identik dengan teknologi, tetapi jangan lupa milenial juga suka sosok yang energik, yang mau sosialisasi langsung tanpa perantara,” tandasnya. (rmol/wis)