KONTRAK POLITIK: Prabowo Subianto menandatangani kontrak politik di hadapan ribuan buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5). (ist)
JAKARTA | duta.co  –  Kubu capres petahana, Joko Widodo, semakin gencar menyerang Prabowo Subianto. Bahkan serangan menjurus pribadi Prabowo yang cenderung ngawur alias tidak masuk akal.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menyebut lawan mereka dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 menerapkan strategi yang menyerang pribadi Prabowo. Menurut Andre, hal ini dilakukan karena kubu Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin panik akibat elektabilitas Prabowo – Sandiaga terus naik. Prabowo menyalip Jokowi.
“Pihak sebelah ini panik, survei di bawah 50 persen. Pak Prabowo di atas 40 persen. Jadi segala cara dilakukan untuk mendiskreditkan dan menyerang personal Pak Prabowo,” kata Andre kepada wartawan, di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Jalan Mega Kuningan VII, Jakarta Selatan, Jumat 21 Desember 2018.
Menurut Andre, belakangan banyak beredar isu-isu yang menyerang Prabowo secara personal. Kubu inkumben dituding Andre sebagai penyebar isu-isu ini. Salah satu yang disebut adalah beredarnya gambar surat Dewan Kehormatan Perwira bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP yang berisi rekomendasi pemecatan Letnan Jenderal Prabowo Subianto dari Tentara Nasional Indonesia. Andre menampik kebenaran kabar itu. Isu ini sudah lama alias basi. Namun karena kubu lawan panik, tetap dimunculkan sebagai senjata untuk menembak Prabowo
Serangan lainnya, kata Andre, adalah tulisan Usamah Hisyam, yang mengaku sebagai mantan Anggota Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni atau PA 212 di sebuah situs yang memuat artikel yang bertema keislaman. Dalam tulisan ini Usamah menceritakan soal Prabowo yang menggebrak meja di depan para ulama dalam sebuah pertemuan, satu pekan sebelum Ijtima Ulama jilid 1. Tulisan ini juga sudah dibantah oleh pihak yang terlihat di acara itum
“Surveinya hanya terpaut sedikit. Muncul kepanikan dari kubu mereka,” ucap Wakil
Koordinator Juru bicara BPN, Dahnil Anzar, mengatakan berdasarkan survei internal Koalisi Indonesia Adil Makmur, saat ini elektabilitas kedua pasangan hanya terpaut empat persen. Dahnil pun mengatakan terjadi gelombang massa pendukung ganti presiden. Tak tanggung ia mengklaim sudah ada kenaikan 15 persen akibat adanya gelombang ini.
“Saat ini elektabilitas Prabowo – Sandiaga sudah hampir mencapai 45 persen,” kata Dahnil.  Ya, maklum saja Jokowi panik deh! (rok/)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry