PATEN: Dr Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, SSi, MKes menunjukan Granted Paten yang baru saja diterimanya. Duta/Dediek Achmad

MALANG | duta.co – Mimpi mewujudkan Univeritas Islam Malang (Unisma) menjadi Research University terus digelorakan oleh Rektornya, Prof Dr H Masykuri Bakrie MSi. Berkat daya dorong yang tiada henti, mulai bermunculanlah dosen peneliti yang menguak berbagai hal. Salah satunya, Nour Atiroh yang berhasil mendapatkan paten penelitiannya yang menyingkap tabir misteri tanaman benalu.
Gerakan sang rektor yang getol mendorong para dosennya merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang penelitian terus digelorakan. Di antaranya, bagi dosen yang belum mendapat dana hibah dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Pendidikan Perguruan Tinggi bisa meminta dana hibah sesuai klusterisasi dan dapat pula dana hibah dari Internal Universitas.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unisma pun diinstruksikan untuk terus mengawal program gebrakan Rektor tersebut. Dari 300 dosen yang ada di kampus ini, 20 diantaranya sudah berkategori Reviwer yang tersertifikasi nasional. Dengan mengembangkan budaya bergandengan saling menarik, dimana Peneliti Utama mengawal Peneliti Madya, sedangkan yang Madya berkewajiban mendampingi yang Pemula.
Dari berbagai strategi tersebut, Unisma di tahun ini mendapat lonjakan dana hibah dari Kementrian Riset Tekhnologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) sebesar 40 persen. Dimana 2018 lalu mendapat Rp 3 miliar, saat ini melonjak hingga sebesar Rp 5 miliar. Selain itu Unisma patut bangga, Dr Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, SSi, MKes, resmi didapuk menjadi Ketua LPPM Universitas Islam Malang (Unisma) yang baru.
Doktor yang merampungkan gelar doktornya di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Ini mengungkapkan banyak capaian yang ingin diraih dalam masa jabatannya ini. Sejalan dengan program Rektor meniti Research University, Ketua LPPM Unisma yang baru ini juga memacu para dosen, terutama dosen muda untuk terus melakukan penelitian dan juga melakukan publikasi jurnal ilmiah.
“Dana hibah kita dari Kemenristekdikti tahun ini naik hingga lebih dari 40 persen. Selain itu ada juga dana hibah penelitian internal kampus ini untuk yang belum dapat hibah dari ristekdikti sangat besar juga.” ungkap dosen yang baru saja mendapatkan patennya untuk produk Sediaan Antihipertensi dari Benalu Teh ini.

BENALU: Bersama mahasiswa-mahasiswanya Dr Nour Athiroh Abdoes Sjakoer meneliti khasiat daun benalu.
Duta/Dediek Achmad

Paten hasil penelitian dari Nour Athiroh sendiri mengupas mengenai Kombinasi Herbal Benalu sebagai Sediaan Produk Fitofarmaka yang merupakan kandidat alternatif obat antihipertensi alami tradisional Indonesia.
Ia mengakui butuh proses lama dalam penelitiannya, sekitar 3,5 tahun lamanya. Dan uniknya ia selalu mengajak mahasiswa dalam setiap penelitian. Hasil penelitian bersamatersebut dibuat bahan skripsi oleh para mahasiswanya. Kemudian skripsinya dimasukan dalam Jurnal ilmiah kampus yang sudah online.
“Mahasiswa tersebut harus mengutip hasil penelitian bersama saya tersebut, dan dimasukan dalam Google Scholar yang mendeteksi yang menginsitasi. Hingga skor sitasi saya sudah mencapai 202,” ungkapnya.
Sebagai Ketua LPPM yang baru dilantik satu bulan lalu, Nour Athiroh juga sudah memprogramkan untuk para dosen yang sudah melakukan penelitian juga harus mulai mengambil langkah untuk mematenkan produk hasil penelitiannya. Karena menurut pengalamannya meskipun proses mematenkan sebuah produk cukup sulit dan memakan waktu banyak, namun hasil dari paten ini memiliki dampak yang sangat berharga untuk institusi.
“Produk yang sudah dipatenkan, suatu tahap awal untuk bisa melangkah ke komersialisasi. Selain itu paten sendiri juga bisa menambah poin yang cukup besar kalau kita sedang mengajukan kepangkatan atau gelar professor,” tandasnya.
Ke depan ia akan lebih serius lagi menggenjot para dosen untuk melakukan penelitian serta melakukan pendampingan. Untuk yang sudah, pihaknya akan lebih serius lagi dalam melakukan pengawalan agar tiap penelitian ini lolos mendapat hibah Kemenristekdikti, hibah non Kemenristekdikti maupun hibah internal Unisma. adv/dah

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry