Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team/ERT) datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

SIDOARJO | duta.co  – Musibah yang menimpa santri Ponpos Al Khoziny, adalah musibah kita semua. “Saya juga tidak bisa tidur, semoga wali santri yang keluarga menjadi korban atas ambruknya bangunan musholla Ponpes Al Khoziny tabah dan sabar. Yakin, bahwa Allah SWT memiliki skenario yang lebih baik bagi kita,” demikian disampaikan KH Ali Mustawa, pengasuh PP Asy Syahlaniyah Krian, Sidoarjo, Minggu (05//10/25).

Kiai Ali Mustawa kemudian mengajak seluruh jamaah pengajian Mahadi (Majelis Ahad Pagi), Masjid Al Ikhlas Krian, untuk membacakan fatihah bagi korban Ponpes Al Khoziny. “Allah SWT akan menjadikan korban Al Khoziny sebagai penolong keluarganya. Mereka syahid, wafat saat usai salat asar. Semoga Allah SWT menjadikannya sebagai penolong keluarganya, Amien. Alfaatihah,” tambah Kiai Ali panggilan akrabnya.

Menurut Kiai Ali, tidak semua orang bisa mati dalam kondisi usai salat di musholla. Menurut data BNPB (Nasional Penanggulangan Bencana) jumlah korban per Minggu (5/10) siang ini menjadi 37 orang meninggal. Itu terhitung pukul 06.30 WIB sampai 12.00 WIB, tim gabungan telah menemukan 12 jenazah dan satu lagi potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan lantai empat mushola. Penemuan itu menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi 37 orang dan bagian tubuh menjadi dua potongan.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengatakan dengan bertambahnya satu jenazah, sehingga diduga masih ada 26 orang tertimbungan reruntuhan. Namun demikian, dia mengatakan itu belum data valid sampai peroses evakuasi bangunan rata dengan tanah.

Ada Mobil Mercy

Petugas gabungan terus mengevakuasi korban dan membersihkan puing bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo. Selain itu, mereka juga mengevakuasi satu mobil Mercedes Benz yang tertimpa reruntuhan.

Mobil Mercy itu ditemukan dalam kondisi ringsek di samping rumah pengasuh ponpes. Proses evakuasi dilakukan petugas gabungan dari DLHK, Basarnas, BPBD, dan BPKP menggunakan alat berat ekskavator.

Setelah berhasil diangkat, kendaraan langsung dinaikkan ke atas truk milik DLHK untuk dipindahkan. Munir, Ketua RT 7 RW 3 Desa/Kecamatan Buduran, membenarkan mobil tersebut ikut menjadi korban ambruknya musala pada awal pekan lalu.

“Betul, selain korban jiwa, satu unit mobil Mercy juga ikut hancur tertimpa reruntuhan. Mobil itu sebelumnya diparkir di samping rumah pengasuh ponpes, tepatnya di sebelah timur bangunan musholla,” kata Munir saat ditemui, dilansir detikJatim.

Menurut Munir, mobil tersebut tergencet pilar bangunan musala yang patah saat kejadian. Ia menyebut saat musibah terjadi, perhatian warga sepenuhnya terfokus pada proses penyelamatan para santri yang diduga tertimbun.

Mobil itu berada di lantai paling bawah, jadi memang tidak langsung terlihat. Apalagi saat kejadian terdengar suara keras seperti dentuman dan diikuti debu tebal yang menutupi lokasi. Baru setelah pembersihan puing-puing dilakukan, kendaraan itu terlihat,” ujarnya. (mky,dtc)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry