PASURUAN | duta.co – Kopi Kabupaten Pasuruan (Kapiten) yang sudah dikenal ini masyarakat luas ini, terus dipasarkan. Bahkan kopi asal Desa Jatiarjo tembus hingga pasar Internasional. Tak tanggung-tanggung biji kopi yang ditanam di dataran tinggi di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan ini, banyak digemari oleh negara tetangga, Australia.

Pemuda pelopor Desa Jatiarjo, Syamsuri mengatakan, jenis kopi robusta dan arabica, tumbuh subur di lahan sebesar 363 hektar di desanya. Lahan tersebut membuahkan berbagai macam merek kopi, diantaranya Kopi Kreweng, Kopi Sumadi, Kopi Ringgit dan Kopi Jaran, yang menjadi produk yang cukup terkenal di pasaran hingga di Jakarta.

Nama terakhir, Kopi Tjap Djaran bahkan mampu menembus pasar Internasional. Cita rasa yang kuat dalam kopi ini membuat Kopi Tjap Djaran mampu memikat hati para penikmat kopi baik dari dalam dan luar negeri. “Kita bersama elemen kelompok tani lainnya terus lakukan terobosan untuk meningkatkan tanaman kopi Jatiarjo ini,” terang Syamsuri, Jumat (26/10/2018).

Bahkan, Australia menjadi salah satu negara yang akan berkunjung menuju kampung kopi Desa Jatiarjo dalam waktu dekat ini. Kata dia, kopi asal Jatiarjo ini juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat ibu kota terutama para penggemar kopi. Disamping cita rasanya juga berbeda. “Kopi Djaran laku di Jakarta harganya Rp 370 ribu per kilonya. Meski mahal banyak digemari,” ujarnya.

Kelima kopi asli Pasuruan ini dibawah naungan Kopi Jatiarjo. Sementara untuk penamaannya, diambil dari nama desa penghasil kopi di wilayah Kabupaten Pasuruan. Menjamurnya gerai kopi di Indonesia membuat kopi asal Jatiarjo mendapat tempat untuk diolah lebih modern oleh tangan-tangan barista.

Pada bulan November mendatang, para petani kopi asal Jatiarjo akan didatangi oleh warga negara tetangga asal Australia. Mereka ingin mengetahui lebih detail tentang pengolahan kopi yang masih tradisional itu. “Kami siap dengan segalanya jika ada pihak lain yang ingin mengetahui asal kopi Jatiarjo ini. Karena kami inginkan desa ini terkenal dengan kampung kopinya,” kata Syamsuri.

Dikatakan, para petani kopi merasakan betul dampak dari beberapa event sepeti festival kopi dan yang lainnya. Hal ini untuk mempromosikan kopi asal Jatiarjo, dan membuat tingkat kesejahteraan mereka meningkat. Diakuinya sejak petani desa beralih dengan menanam kopi dampaknya cukup berpengaruh dan petanipun bergairah meningkatkan produksinya.

Tentunya, lanjut dia, semuanya harus ada branding agar kopi Jatiarjo lebih dikenal lagi secara luas. “Harapan ke depan menyamakan cita rasa dari lima produk itu, lima rasa kopi itu hampir sama cuman cara proses dan panennya yang berbeda. Juga ada bantuan alat mesin berupa rosting. Bentuk edukasi dan ada komitmen dan kebersamaan tentang cita rasa kopi,” imbuhnya. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry