KOPERASI : Masykuri, Wakil Bupati Kediri saat membukan Workshop Sampah (duta.co/Andik Wijaya)

KEDIRI | duta.co -Sampah umumnya hanya menjadi masalah, namun dengan program koperasi sampah, ternyata limbah rumah tangga ini juga bisa menjadi rupiah. Mekanisme koperasi sampah, tidak terlalu rumit. Pengurus koperasi tinggal menentukan hari dimana para pemulung atau warga yang jadi anggota koperasi bisa menabung.

Dijelaskan Titi .S Yanti, Ketua Koperasi Rongsok Lestari Jaya, beralamatkan di Desa Langenharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, aturan akan diberlakukan bagi anggota, bisa datang untuk menyetor sampah.

“Sampah yang sudah  dipilah berdasarkan bahan baku dan jenis seperti plastik, kardus, kertas koran dan lainnya,” jelasnya, ditemui usai workshop.

Sampah kemudian ditimbang dan dicatat berdasarkan jenis bahan baku. Kemudian, pengurus akan menulis nilai nominal sampah tersebut di buku tabungan. Nilai yang tertera di buku tabungan disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Pasalnya, harga pasar bahan baku belum stabil.

Jika sewaktu-waktu anggota memerlukan uang, mereka dapat mencairkan dana di buku tabungan tersebut. Jadi selain baik bagi lingkungan, program ini juga baik bagi keuangan keluarga. Kemudian kesulitan yang dihadapi, jelas Yanti, sapaan akrabnya, memasyarakatkan koperasi sampah adalah mengubah pola pikir masyarakat yang gemar membuang sampah sembarangan.

“Untuk mengubahnya, tentu dibutuhkan kesabaran,” terangnya.

Keberadaan koperas ini sendiri baru dirintis awal tahun ini dan telah diresmikan bersamaan dengan acara pelatihan.

“Meski baru berdiri, kami berusaha mengakomodasi kebutuhan para anggota dan membuat Koperasi sampah kami memiliki manajemen yang baik, yaitu memiliki pembukuan dan jurnal penjualannya yang tertib ,” jelasnya.

“Sekarang, kami masih memiliki 30 anggota dan kami optimis akan terus bertambah. Karena kapasitas sampah yang bisa dikumpulkan mencapai 700 kilogram per-minggu. Jika diuangkan mencapai Rp. 1,3 juta,” jelas sosok perempuan, merupakan relawan peduli kesehatan.

“Belum lagi kalau warga langenharjo setelah ada workshop tadi , mau ikut menjadi anggota, dengan cara menyetor sampah rumah tangga mereka yang sudah dipilah-pilah,” imbuhnya.

Untuk menjadi anggota koperasi sampah, cukup menyerahkan fotokopi KTP.

“Anggota tidak hanya berasal dari Desa Langenharjo, tetapi bisa juga dari luar wilayah desa kami,” katanya.

Lebih lanjut Titi mengatakan, jika ingin menjadi anggota koperasi, para calon anggota mesti membayar uang Rp. 25 ribu atau menyetor sampah senilai sama dan uang sukarela Rp 5 ribu setiap bulannya.

“Kalau keluar dari keanggotaan koperasi, uang tersebut bisa diambil, semua” tandasnya. Anggota koperasi, selain mendapat keuntungan dari hasil tabungan, juga memperoleh sisa hasil usaha (SHU) koperasi.

“SHU koperasi akan diberikan setiap tutup buku akhir tahun bersamaan dengan Rapat Tahunan Koperasi,”  jelasnya.

Untuk setiap kilogram sampah, pihak koperasi mampu mengambil keuntungan Rp 2.500 dan dirinya mengaku kewalahan karena minat menabung sampah semakin tinggi. Jika plastik dijual sebelum diolah, katanya, harganya berkisar Rp7 ribu, tetapi setelah diolah menjadi biji plastik, harganya bisa mencapai Rp12 ribu per-kilogram.

“Dengan demikian, keuntungan yang didapat oleh anggota maupun koperasi bisa bertambah,” pungkas Titi.

Titi berharap, nantinya ada peran serta pihak-pihak terkait untuk bisa memberi bantuan lunak, semisal bantuan lunak pengadaan mesin pencacah plastik. Saat ini yang ada di koperasi kita adalah mesin pengepres plastik.

“Kalau ada mesin pencacah plastik juga, akan lebih memudahkan dan mempercepat kita memenuhi permintaan para pengepul besar,” jelas Titi. (and/nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry