Sekretaris PSSI Jawa Timur, Joko Tetuko, memimpin rapat koordinasi Komisi Pemilihan dan Komisi Banding Pemilihan (KP–KBP) untuk mematangkan persiapan Kongres Pemilihan Ketua PSSI Jatim. Rapat digelar untuk menyamakan persepsi dan memastikan seluruh mekanisme berjalan sesuai Statuta dan PO terbaru.

SURABAYA l duta.co – Jelang pergantian pimpinan Asprov PSSI Jawa Timur, harapan baru mulai tumbuh di tengah para pegiat sepak bola. Mereka menanti sosok ketua baru yang diharapkan mampu membawa pembinaan sepak bola Jatim semakin maju dan profesional. Harapan itu tampak jelas dalam rapat koordinasi Komisi Pemilihan dan Komisi Banding Pemilihan (KP–KBP) PSSI Jatim yang digelar baru-baru ini.

Rapat tersebut bukan sekadar membahas teknis pemilihan, tetapi menjadi momentum awal untuk memastikan bahwa proses pergantian pemimpin berlangsung transparan, tertib, dan sesuai aturan. Bagi banyak insan sepak bola, pemilihan ketua bukan hanya urusan jabatan tetapi masa depan pembinaan, kompetisi, hingga kesejahteraan atlet muda di seluruh daerah.

Sekretaris PSSI Jatim, Joko Tetuko, menegaskan bahwa KP dan KBP sebenarnya sudah terbentuk sejak Kongres Juli 2024. Namun perubahan statuta serta penyempurnaan Peraturan Organisasi (PO) yang baru rampung pada September membuat semua mekanisme harus diperbarui.

“KP dan KBP sudah dibentuk sejak tahun lalu, tapi karena ada perubahan statuta, maka segala proses harus kita sesuaikan. Kita ingin pemilihan ini berjalan benar, jujur, dan sesuai kaidah organisasi,” ujarnya, menegaskan komitmen untuk menjaga marwah Asprov.

Bagi para pemilik suara, perubahan statuta membawa implikasi besar. Jika sebelumnya mereka memilih ketua, wakil ketua, dan anggota Exco sekaligus, kini statuta terbaru mengatur bahwa pemilihan di tingkat provinsi hanya memilih ketua.

Perubahan ini membuat jalannya kongres lebih sederhana, tetapi juga lebih fokus pada figur pemimpin yang akan mengendalikan arah pembinaan sepak bola Jatim lima tahun ke depan.

“Karena aturan baru hanya memilih ketua, maka seluruh tahapan otomatis disederhanakan. Intinya, kita ingin mengikuti aturan secara utuh,” jelas Joko.

Di tengah harapan besar berbagai pihak, KP–KBP menetapkan dua opsi tanggal kongres: 8 atau 12 Januari 2026. Dua tanggal ini akan diajukan ke PSSI pusat untuk memperoleh rekomendasi resmi.

Mengacu pada statuta yang mengatur bahwa pendaftaran calon harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum kongres, KP–KBP memilih skema paling pendek.

“Pendaftaran calon ketua dibuka mulai 24 November hingga 8 Desember 2025. Ini menyisakan tepat 30 hari kalender menuju kongres,” jelasnya.

Para pemilik suara dari Askab/Askot dan klub-klub Liga 3 kini mulai bersiap. Banyak yang berharap pemilihan kali ini melahirkan pemimpin yang memahami kebutuhan pembinaan dan bisa meneruskan tradisi prestasi sepak bola Jatim.

Meski jadwal sudah dirumuskan, seluruh tahapan masih menunggu persetujuan Ketua Asprov. Termasuk jadwal verifikasi, banding, hingga pengumuman calon tetap.

“Yang terpenting hari ini adalah menyamakan persepsi. Kami ingin KP dan KBP bekerja sejalan dengan statuta dan PO yang baru,” tambah Joko.

Dalam waktu dekat, Asprov PSSI Jatim akan mengirimkan surat resmi ke PSSI pusat untuk meminta penetapan tanggal sekaligus rekomendasi penyelenggaraan kongres.

“Semua mekanisme nantinya tetap menunggu rekomendasi dan registrasi dari PSSI pusat,” ujarnya.

Di tengah proses penataan jadwal dan aturan itu, semangat baru terlihat jelas. Para pelatih, pemain, dan pengurus cabor sepak bola di daerah menanti pemimpin yang bisa menampung aspirasi mereka. Bagi mereka, sepak bola bukan sekadar olahraga tetapi ruang pembinaan karakter, impian anak muda, dan kebanggaan Jawa Timur.

Kongres 2026 nanti bukan hanya ajang pemilihan ketua. Ia menjadi simbol harapan harapan akan wajah baru sepak bola Jatim yang lebih profesional, kompetitif, dan berpihak pada masa depan atlet. (gal)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry