SURABAYA | duta.co – Setahun jelang Pilwali Surabaya, sejumlah nama tokoh muda kembali muncul. Tokoh-tokoh ini dianggap bisa meneruskan tongkat estafet keberhasilan Walikota Tri Rismaharini.
Menurut Komunitas Peduli Indonesia (KOMPI) Surabaya, Mahendra bahwa Kota Surabaya dipertaruhkan dalam Pilwali mendatang.
Setidaknya Surabaya memiliki prestasi dalam melakukan 6 in 1, yaitu kemudahan pengurusan online untuk semua dokumen penting seperti akte kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, surat pindah datang dan pindah ke luar. Ini prestasi pelayanan publik yang luar biasa.
“Sekarang, ada atau tidak calon pemimpin Surabaya yang punya kapasitas membuat inovasi seperti itu? Nah ini tantangan serius yang perlu dipikirkan partai-partai atau pihak independen yang hendak mengajukan calonnya,” kata mahendra, Minggu (5/6/2019).
Semua pengakuan dari dalam negeri maupun internasional kepada Surabaya ini tak bisa dilepaskan dari figur Wali Kotanya, Tri Rismaharini.
Hal tersebut membuat kontestasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya pada tahun 2020 menjadi sangat menarik.
Mahendra melihat, sudah waktunya bagi partai-partai mengedepankan meritokrasi dalam mengajukan calonnya, dan bukan sekadar pengurus partai.
“Meritokrasi ini penting sebagai prasyarat utama dalam mengajukan calon Walikota. Sebab hanya orang yang cakap dan cerdas bekerjalah yang layak maju mencalonkan diri, jangan sekadar punya dana atau mesin politik. Wali Kota mendatang harus bisa lebih baik dari Bu Risma, atau setidaknya mempertahankan prestasi-prestasi beliau. Itu tantangannya,” tegas Mahendra.
Seperti yang dijaring oleh KOMPI, sampai awal bulan Mei ini nama-nama yang muncul di masyarakat sebagai kandidat penerima estafet pembangunan kota dari Bu Risma diisi oleh kombinasi figur birokrat, profesional muda dan politisi.
Lanjut Mahendra, ada nama KH Zahrul Azhar Asad (Gus Hans) Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).
Gus Hans tokoh NU yang sarat prestasi dalam komunikasi. Sukses menjadi juru bicara Khofifah indar Parawansa saat berkontestasi di Pilgub Jatim.
“Gus Han adalah pendidik Akhlak yang dibutuhkan bangsa ini. Pandangan beliau membuat paradigma generasi muda dapat kembali menjadi generasi bangsa Indonesia yang guyub. Ini dapat dilihat dari bagaimana statement dan cara beliau menanggapi permasalahan isu-isu kebangsaan,”paparnya.
Sedangkan Fandi Utomo, dinilai memiliki dukungan sebagian besar simpatisan PKB dan bahkan kabarnya didukung penuh oleh PKB.
Nama lain yang muncul adalah Dhimas Anugrah. Seorang pendidik muda, pemusik handal.
“Proposal riset tentang kemasyarakatan membawanya untuk gelar doktoral di Oxford University dengan beasiswa penuh. Saat ini menjadi dosen dan pembicara untuk anak – anak muda. Untuk Surabaya sendiri cukup dikenal namanya dengan kiprahnya dalam pileg 2019,”tambah Mahendra.
Selain tiga nama itu, masih ada Azrul Ananda (Profesional Muda), Wisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya) , Eri Cahyadi (Kepala Bappeko Kota Surabaya) dan Arif Afandi (Profesional/Mantan Wakil Walikota Surabaya). zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry