SURABAYA | duta.co – Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestiantor Dardak memberikan buket bunga mawar ke pasangan Gus Ipul-Puti yang berada di both sebelah kanan panggung.
Momen ini berlangsung usai Khofifah dan timnya menampilkan sejumlah penampilan kesenian di panggung, pasangan nomor urut 1 ini langsung menuju tempat duduk paslon nomor 2.
Keduanya memberikan buket bunga kepada calon lawannya di Pilgub Jatim. Pemberian bunga itu merupakan bentuk dari ajakan kampanye damai oleh Khofifah dan Emil pada Gus Ipul dan Mbak Puti.
Usai memberikan bunga keduanya saling berjabat tangan menandakan sportivitas di antara keduanya di Deklarasi Kampanye Damai di Maspion Square, Minggu (18/2/2018).
Sementara saat kampanye di atas panggung, Khofifah menyampaikan pesan simpatik agar berproses dengan rukun. “Indonesia adalah kita, dan kita adalah Indonesia, Pancasila adalah kita, dan kita adalah pancasila. Jatim adalah kita dan kita adalah Jatim. Mari kita jaga pesona Jatim yang indah, mari kita jaga masyarakat Jatim guyup rukun,” kata Khofifah.
Ia juga mengajak seluruh partai pengusungnya yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai PPP, Partai Amanat Nasional, Partai Nasdem dan Partai Hanura, serta para relawannya untuk mendeklarasikan hal serupa.
Hal yang sama juga dilontarkan ke pendukung paslon 2. “Kami meyakini paslon nomor urut dua dan seluruh partai pengusung serta relawannya insyaallah berseiring bahwa kampanye damai adalah harga mati. Mari kita bangun demokrasi yang berkualitas,” tegas Khofifah dan dijawab dengan kesanggupan para pendukungnya.
Ia dan Emil pun lalu mendeklarasikan untuk sepakat dengan forkopimda untuk sepakat dengan kampanye damai adalah harga mati.
“Kami berdua sepakat dengan komitmen seluruh Forkopimda, Pak Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo, Ketua DPRD Gus Halim, Bapak Pangdam dan Kapolda dan KPU dan Bawaslu untuk kampanye adalah harga mati,” kata Khofifah.
Emil, sebagai satu-satunya peserta Pilgub yang mewakili kelompok millenial ini juga mengajak masyarakat dan semua elemen untuk menjaga guyup rukun Jawa Timur.
“Saya akan setia pada prinsip yang melandasi berdirinya Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan hal yang untuk dicari, melainkan kita hargai dan dijadikan aset bangsa,” tegas Emil. (Zal)