JKN : Budi Yuwono Anggota Komisi IX DPR-RI Fraksi PDI-P bersama BPJS Kesehatan KC Kediri sosialisasikan JKN-KIS (duta.co/humas)

KEDIRI | duta.co -Anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI-P Budi Yuwono dan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kediri blusukan mensosialisasikan JKN-KIS kepada 200 orang perwakilan warga Desa Tembalang Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar, kemarin.

Budi menyampaikan apresiasi terhadap warga turut berperan melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Posbindu adalah program pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut resiko penyakit tidak menular (PTM) secara mandiri dan berkesinambungan.

Beberapa kegiatan Posbindu diantaranya penggalian informasi faktor resiko penyebab PTM melalui wawancara riwayat kesehatan dan gaya hidup keluarga, analisa hasil pemeriksaan fisik dan cek kesehatan sederhana, pemeriksaan paru, olah raga bersama, dsb.

“Saya senang sekali tadi dapat informasi dari pak camat bahwa di Wlingi Posbindu sudah berjalan. Program ini sederhana memang, namun tujuannya sangat baik, yaitu menurunkan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi ancaman serius dalam pembangunan kesehatan nasional,” ujar Budi.

Budi menambahkan, PTM dinilai turut menjadi faktor tingginya pembiayaan pelayanan kesehatan kuratif. Kondisi ini tidak ideal, karena seharusnya anggaran kesehatan lebih banyak dimanfaatkan untuk pelayanan promotif dan preventif. Untuk itu, masyarakat harus menerapkan gaya hidup sehat sebagai kontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional.

“Pemerintah memang telah menjamin ketersediaan akses layanan kesehatan untuk Bapak dan Ibu melalui adanya program JKN-KIS, namun Bapak dan Ibu harus tetap menjaga derajat kesehatan masing-masing. Paling tidak di lingkup keluarga dulu. Untuk itu mari tingkatkan gerakan fisik, konsumsi makanan yang baik, lakukan pemeriksaan dini, dan kondisikan lingkungan keluarga yang sehat,” ajak Budi.

Senada Kepala BPJS Kesehatan KC Kediri Yessi Kumalasari. Yessi menyampaikan bahwa pihaknya berharap layanan preventif yang dijamin melalui mekanisme JKN-KIS seperti IVA atau Pap Smear dapat dioptimalkan pemanfaatannya oleh peserta.

“Saat ini angka kematian tertinggi dari golongan wanita adalah kanker leher rahim dan kanker payudara. Sebetulnya kondisi ini dapat dicegah melalui optimalisasi pemeriksaan dini (IVA atau Pap Smear). Ibu-Ibu harus segera laksanaan pemeriksaan, terlebih bila sudah menikah lebih dari lima tahun,” ungkapnya. (nng)