Suasana hearing di Komisi B.

JOMBANG | duta.co – Komisi B DPRD Kabupaten Jombang kembali menyoroti kinerja Perumda Perkebunan Panglungan. Melalui rapat dengar pendapat (RDP) bersama jajaran direksi, Kamis (9/10/2025), dewan ingin memastikan arah pengelolaan perusahaan daerah itu benar-benar memberi manfaat bagi daerah, bukan sekadar laporan di atas kertas.

Direktur Perumda Perkebunan Panglungan mengaku telah mengubah strategi besar-besaran, terutama dalam sistem kerja dan efisiensi SDM.

“Kami ubah pola kerja. Pegawai tidak hanya di kantor, tapi juga turun ke lapangan. Saat ini yang di kantor hanya dua orang, sisanya fokus di lapangan untuk memastikan produktivitas meningkat,” ujarnya.

Untuk saat ini, lanjut Agus belum bisa memberikan kontribusi PAD karena masih menata untuk internal Perumda. ” Sebenarnya bisa namun akan mandek lagi untuk itu kita oktimalkan pembangunan SDM dna kedepannya bisa memberikan masukan PAD,” bebernya.

Sementara itu. Ketua Komisi B DPRD Jombang, Anas Burhani, menyebut pertemuan ini bagian dari upaya pengawasan terhadap BUMD yang selama ini masih dinilai belum memberikan dampak signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kami melakukan RDP dengan Perumda Perkebunan Panglungan untuk mengevaluasi program-program setelah pergantian direktur. Banyak inovasi baru dikembangkan seperti penanaman tembakau dan semangka, hasilnya cukup menggembirakan,” ujar Anas.

Namun, di balik optimisme itu, DPRD tetap memberi catatan penting. Selama empat bulan terakhir, Perumda memang berhasil mencatat pendapatan Rp507 juta, dengan target menembus Rp1 miliar hingga akhir Desember 2025. Tetapi angka itu belum mencerminkan kontribusi langsung terhadap PAD, lantaran seluruh pemasukan masih digunakan untuk menyehatkan keuangan internal.

“Untuk tahun depan kemungkinan belum bisa menyumbang PAD, karena pendapatan saat ini masih dipakai untuk memulihkan kondisi perusahaan. Kalau sudah sehat, baru kita dorong agar berkontribusi nyata,” tegas Anas.

Komisi B bahkan berencana menggelar hearing lanjutan pada awal 2026 mendatang guna memastikan realisasi target dan efektivitas program yang dijalankan.

Langkah itu dinilai penting mengingat sejumlah BUMD di Jombang selama ini lebih sering membebani APBD melalui penyertaan modal, ketimbang menjadi motor ekonomi daerah.

Perusahaan juga tengah memetakan lahan produktif untuk pengembangan berbagai komoditas. Saat ini, fokus diarahkan pada penanaman jagung karena dianggap memiliki perputaran modal cepat, berbeda dengan komoditas seperti kopi yang membutuhkan waktu lebih panjang untuk panen.

Di atas kertas, langkah-langkah ini tampak menjanjikan. Tetapi publik tentu menunggu bukti konkret bahwa Perumda Panglungan bukan sekadar hidup dari penyertaan modal, melainkan mampu mandiri dan mengembalikan kepercayaan daerah terhadap kinerja BUMD.

“Pendapatan tumbuh positif, gaji pegawai sudah aman hingga akhir tahun. Tapi kami tetap perlu melihat sejauh mana efisiensi dan produktivitas itu berbanding lurus dengan nilai tambah bagi daerah,” pungkasnya. (din)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry