Nur Ainiyah, S.Kep.Ns., M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

DIABETES melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis dengan tanda hiperglikemik yang membutuhkan penatalaksanaan yang lama agar kadar glukosa darahnya stabil.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF) (2021), ada sekitar 19,46 juta orang di Indonesia yang menderita diabetes, peningkatan 81,8% dari jumlah tahun 2019. Di antara negara-negara di dunia dengan jumlah diabetes tertinggi, Indonesia berada di peringkat kelima, setelah Tiongkok, India, Pakistan, dan Amerika Serikat.

Selain itu, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mencapai sepuluh besar negara dengan kasus diabetes tertinggi.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa 

Penatalaksanaan  pada penyakit diabetes melitu sini membutuhkan wkatu yang lama, dimana penderita DM harus minum obat setiap hari. Hal ini menyebabkan kebosanan sehingga banyak penderita DM yang tidak patuh minum obat, mereka hanya minum obat jika merasakan tanda-tanda DM mulai muncul, seperti lemas, gatal-gatal, mudah haus, kesemutan dan lain lain.

Karena itu perlu dilakukan terapi non-farmakologis sebagai terapi komplementer  yang berfungsi untuk mencegah komplikasi akaibat DM, tentunya terpi obat untuk penderita DM harus tetap diminum.

Salah satu terapi komplementer yang bisa dilakukan adalah, senam kaki diabetes melitus, pijat kaki, Hidroterapi dengan menggunakan rebusan air jahe atau rimpangnya. Terapi ini minimal dapat dilakukan 2x dalam seminggu  yang  dapat dilakukan dengan cara terapi kombinasi jidroterapi kaki dengan menggunakan rebusan air jahe hangat dan piijat kaki .

Terapi ini masih sangat jarang dilakukan di masyarakat. Terapi ini jarang diterapkan oleh penderita DM dalam kehidupan sehari-harinya.

Penderita diabetes melitus dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah neuropati, dengan melakukan intervensi terapi nonfarmakologi yang terdiri dari senam kaki, hidroterapi pada kaki, dan pijat kaki. Kegiatan senam kaki melibatkan gerakan sendi-sendi kaki dalam posisi berdiri, duduk, atau tidur.

Senam kaki dapat memperbaiki fungsi saraf perifer karena menghambat enzim reduktase aldosa sehingga terjadi  peningkatan NADPH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide Fosfat Hidroksida) dan mengakibatkan peningkatan sintesis nitrat oksida sehingga  hipoksia dapat hilang pada perifer dan terjadi peningkatan endotel yang membantu  kembalinya fungsi saraf perifer.

Terapi komplementer lainnya adalah pijat kaki.  Pijat kaki adalah terapi komplementer  yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan aliran nutrisi ke jaringan, memperbaiki sirkulasi pada syaraf  perifer terutama pada kaki, dan megurangi atau memulihkan keterbatasan gerak sendi yang biasanya dialami pasien diabetes melitus.

Hidroterapi juga dikenal sebagai terapi air, adalah teknik penyembuhan yang menggunakan air untuk mencapai efek penyembuhan. Hidroterapi, menurut Leo Chilton, seorang ahli terapi air, dapat digunakan dengan cara diminumataupun dijadikan rendam kaki air hangat.

Air adalah salah satu jenis perawatan yang paling sering digunakan oleh manusia sebelum adanya obat-obatan modern. WHO telah merekomendasikan  tanaman herbal untuk dapat digunakan sebagai terapi pada beberapa variasi penyakit (WHO, 2023).

Salah satunya adalah penggunaan tanaman jahe, yang mempunyai nilai  manfaat yang tinggi bagi kesehatan, seperti kandungan fenolik yang dapat  menurunkan kadar glikemik pada penderita DM, selain itu jahe juga obat yang dirasa sangat mudah ditemukan, praktis, dan ekonomis.

Terapi rendam kaki air jahe hangat dapat digunakan untuk penderita diabetes tipe 2, karena rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang dapat melebarkan pembuluh darah dan membuat  aliran darah menjadi lancar, mengurangi atau mencegah kesemutan yang sering terjadi pada penderita diabetes. Oleh karena itu, senam kaki, hidroterapi dengan rebusan jahe, dan pijat kaki ini dapat digunakan bersama untuk menjaga kadar glukosa darah stabil dan mencegah komplikasi diabetes melitus. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry