LAMONGAN | duta.co – Akademisi dari Fakultas Vokasi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) membantu masyarakat untuk mengembangkan Desa Wisata yang berkelanjutan. Salah satu caranya dengan mengadopsi konsep Environmental, Social, and Governance (ESG).

Program Pengabdian Kepada Masyarakat itu dilakukan di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan sejak Mei hingga Oktober 2024 dan masih akan berlangsung hingga akhir tahun. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unair melalui skema hibah 2024.

Pengmas ini diketuai Andi Estetiono itu beranggotakan Nur Emma Suriani dan Tika Widiastuti.

Tim juga mendapat dukungan penuh dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat desa dalam memanfaatkan potensi agrowisata secara lebih optimal.

Pelatihan Pembangunan Agrowisata Berkelanjutan

Pada sesi pelatihan pertama yang diadakan, fokus kegiatan adalah pengelolaan ekosistem agrowisata secara berkelanjutan. Pelatihan ini diikuti oleh masyarakat, terutama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Besur, yang diajarkan cara mengembangkan agrowisata tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

Sosialisasi tentang desa wisata dilakukan dosen Vokasi dan FEB Unair di Lamongan. DUTA/ist

“Materi kami berikan agar masyarakat lebih paham tentang pengelolaan lahan agrowisata dan prinsip-prinsip keberlanjutan, sehingga mampu menghadapi tantangan dalam pengembangan pariwisata berbasis lingkungan,” jelas Imron Mawardi sebagai pemateri.

Pelatihan kedua membahas pentingnya kontribusi sosial dalam pengembangan agrowisata halal. Pelatihan ini memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan melalui pendekatan pentahelix, yakni kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, sektor swasta, dan media.

“Kami menekankan pentingnya kerja sama antar pemangku kepentingan untuk memajukan pariwisata halal yang berbasis pada konsep keberlanjutan,” ujar Eka Puspa Dewi pemateri pada sesi ini.

Pada tahap berikutnya, dilakukan pendampingan pada Pokdarwis Desa Besur untuk memperkuat tata kelola agrowisata dan memanfaatkan teknologi digital dalam promosi. Melalui pelatihan digital,masyarakat dikenalkan dengan sistem pencatatan keuangan hijau serta pelaporan berbasis teknologi, guna mendukung keberlanjutan usaha pariwisata desa.

“Kami mengajarkan masyarakat cara menggunakan teknologi untuk pencatatan keuangan digital, mengurangi penggunaan kertas, dan meningkatkan transparansi dalam bisnis,” jelas Ega Rusanti, pemateri pada sesi tersebut.

Harapan Ke Depan untuk Desa Besur
Melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan, penerapan konsep ESG di Desa Besur telah memberikan dampak positif dalam mendorong pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Kolaborasi yang kuat antar-stakeholder serta pemanfaatan teknologi digital diharapkan mampu menjadikan Desa Besur sebagai model desa wisata berkelanjutan yang dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional.

“Kami berharap dengan adanya program ini, Desa Besur tidak hanya memperkuat perekonomian lokal, tapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat,” ungkap Pengelola Desa Wisata yang terlibat dalam kegiatan ini. ril/lis

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry