Woro-woro yang menjadi konsumsi publik. (FT/dutaislam)

JAKARTA | duta.co – Berpacu dengan isu. Itulah yang sedang dilakukan polisi akhir-akhir ini. Kerja keras plus keahlian teknologi Polri, membuat ‘produsen’ hoax yang mengerek isu bangkitnya PKI (Partai Komunis Indonesia), menjadi kocar-kacir.

Sejak para pelaku hoax yang tergabung dalam Muslim Cyber Army (MCA) ditangkap, kini, tanpa edeng aling-aling, grup-grup yang sama (similar) ikut panik menyematkan diri.

Padahal, jejak mereka terekam apik oleh polisi. Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri bersama Direktorat Keamanan Khusus Badan Intelijen Keamanan, sukses mengungkap sindikat penyebar isu provokatif di medsos, yang sudah meresahkan publik.

Sedikitnya 14 orang dianggap bertanggungjawab. Bahkan empat orang ‘naik kelas’ menjadi tersangka, seperti ML yang ditangkap di Tanjung Priok, RSD di Pangkal Pinang, RS di Bali, dan Yus di Sumedang.

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Fadil Imran mengatakan, para pelaku tergabung dalam grup WhatsApp “The Family MCA (Muslim Cyber Army)” itu sudah tak bisa berkelit.

“Berdasarkan hasil penyelidikan, grup ini sering melempar isu provokatif di media sosial,” ujar Fadil melalui keterangan tertulis, Selasa (27/2/2018) sebagaimana dikutip kompas.com.

Konten-konten yang disebar meliputi isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan mencemarkan nama baik presiden, pemerintah, hingga tokoh-tokoh tertentu. Tidak hanya itu, pelaku juga menyebarkan konten berisi virus pada orang tertentu.

“Menyebarkan virus yang sengaja dikirimkan kepada orang atau kelompok lawan yang berakibat dapat merusak perangkat elektronik bagi penerima,” tambah Fadil.

Para tersangka, tambahnya, dijerat dengan dugaan menyebar ujaran kebencian kepada orang lain berdasarkan diskriminasi SARA. Selain itu, mereka juga diduga sengaja dan tanpa hak menyuruh melakukan tindakan yang menyebabkan terganggunya sistem elektronik dan atau membuat sistem elekteonik tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Saking kocar-kacirnya, mereka berupaya menghilangkan jejak. Misalnya dengan mengganti tajuk MCA dengan identitas lain. Pemilik akun Holin Prima misalnya, diketahui mengubah grup Muslim Cyber Army menjadi “Minang Maimbau (Minang Memanggil)”.

Setelah diubah nama, gantian pemilik akun Syafwal Dasril mengubah status privacynya dari publik menjadi rahasia. Jejak digitalnya bisa menjadi bukti. Begitu pula grup Srikandi Muslim Cyber Army, mendadak diubah namanya oleh pemilik akun Tahaanii Saniaa menjadi “Indonesia Bangkit”.

Setelah diubah nama, grup ahli hoax yang ada di Facebook tersebut diubah lagi privacynya dari publik ke rahasia. Ada yang teriak-teriak juga supaya tidak lagi berteman dengan akun Facebook bernama Soraya Al-Fatih.

“Yang berteman dengan Soraya Al Fatih segera delete. Segera,” ujarnya.

Akhirnya, keluarlah jurus ampuh khas MCA, yakni menuduh rezim ini sebagai #rezimpanik. Setidaknya, hal itu diungkapkan oleh salah satu anggota grup WhatsApp “Welcome Khilafah” pemilik nomor 082370800800.

Mereka panik, tapi kemudian menuduh rezim yang panik. Tapi ada yang lumayan insaf hingga meminta teman lain jangan terlalu nakal menuduh ngawur pemerintah Presiden Jokowi.

Di tengah-tengah ramai kabar polisi berhasil mengungkap kelompok tukang fitnah dan tukang goreng isu kebangkitan PKI Muslim Congor Army (MCA), masih ada saja yang ngotot PKI bakal bangkit. Entah karena gagal paham atau karena sengaja ingin bikin gaduh terus menerus. Isu kebangkitan PKI masih terus dihembuskan melalui media sosial.
Misalnya akun bernama Khairul Khairul. Sampai kini masih ngotot PKI Bangkit bahkan katanya sudah di depan mata. “Apa kita tak menyadari akan ancaman bahaya laten Komunis PKI sudah di depan mata?” tulis Khairul di Grup Facebook Majlis Ilmu Aswaja Vs Wahabi, Selasa (27/02/2018) malam.

Postingan Khairul memberi caption pada kiriman FP Yanda Mahyalil Aceh Komando Pejuang Aswaja yang memposting tulisan tentang PKI. Sama dengan Khairul FP tersebut juga ngotot PKI bangkit.

“Begini kondisi bangsa saat dipengaruhi Komunisme yang mengancam bangsa. Mari kita semua sadar dan bangkit akan ancaman bahaya laten Komunis PKI,” tulis FP tersebut. Pantauan Tim Cyber Dutaislam.com, FP Yanda Mahyalil Aceh Komando Pejuang Aswaja getol menyebar konten provokatif mengenai kebangkitan PKI. (sumber dutaislam.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry