Program Best Team Goes to School bertajuk "Belajar Ekonomi Syariah Terintegrasi", tim KNEKS mendatangi SD Luqman Al-Hakim Surabaya edukasi dan pembelajaran interaktif tentang prinsip ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari. (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah dan perlu dipacu lebih keras lagi. Untuk itu, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) secara intens mengedukasi generasi muda tentang ekonomi syariah sejak dini dan terjun langsung ke daerah.

Kali ini melalui program Best Team Goes to School bertajuk “Belajar Ekonomi Syariah Terintegrasi”, tim KNEKS mendatangi SD Luqman Al-Hakim Surabaya memberikan edukasi dan pembelajaran interaktif tentang prinsip ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari.

Sultan Emir Hidayat Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS mengatakan pengenalan ekonomi syariah perlu dilakukan sejak dini agar nilai-nilainya tertanam kuat dalam perilaku anak-anak.

“Kami memiliki lima lapisan sasaran edukasi, termasuk anak-anak. Kalau sejak kecil mereka tidak aware dengan ekonomi syariah, nanti akan sulit ketika sudah besar,” ujar Sultan Emir Hidayat di SD Luqman Al-Hakim Surabaya, Selasa (04/11/2025).

Sutan Emir menjelaskan pengenalan ekonomi syariah secara sederhana kepada anak-anak sangat diperlukan. Hal itu bisa dimulai dari jenis makanan halal, sedekah hingga berpakaian sesuai akidah islam.

“Dari kecil mereka harus tahu apa itu makanan halal, bersedekah, berwakaf, berpakaian muslim, hingga pariwisata ramah muslim. Dengan begitu, ketika dewasa mereka bisa mengimplementasikannya dan mendorong tumbuhnya transaksi ekonomi syariah,” jelas Emir.

Menurutnya, pembelajaran ekonomi syariah bisa dimulai bahkan sejak tingkat PAUD, tentu dengan metode yang sesuai usia. Anak-anak bisa dikenalkan lewat video, cerita sederhana, atau permainan edukatif.

“Kalau anak usia di bawah 6 tahun, cukup diperkenalkan konsep dasar seperti fungsi uang. Untuk anak SD, materinya bisa lebih luas, misalnya praktik bersedekah atau memahami makanan halal,” terangnya.

Ia menambahkan, seluruh materi edukasi ini telah masuk dalam Strategi Nasional Edukasi dan Literasi Ekonomi Syariah (SNELKES) yang dirancang untuk berbagai jenjang usia. Setelah kegiatan di Surabaya, program serupa juga akan digelar di Makassar dan NTB.

Melalui kunjungan ini, KNEKS berharap semakin banyak sekolah yang ikut berpartisipasi dalam memperkuat literasi ekonomi syariah sejak dini.

“Anak-anak ini adalah calon pelaku ekonomi masa depan. Jika sejak kecil sudah mengenal prinsip syariah, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang beretika, produktif, dan berkontribusi untuk ekonomi nasional,” jelas Emir.

KNEKS memilih SD Luqman Al-Hakim karena sekolah tersebut dinilai memiliki karakter religius yang kuat dan telah mulai mengenalkan nilai-nilai ekonomi syariah sejak dini.

“Sekolah ini berada di bawah yayasan yang lengkap, dari dasar hingga perguruan tinggi. Anak-anaknya aktif dan banyak yang hafal Al-Quran. Sejak kelas 3, mereka sudah mengenal konsep ekonomi syariah, jadi ini sangat menarik,” ungkap Sultan Emir.

Kepala Sekolah SD Luqman Al-Hakim, Adi Purwanto, menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, pembelajaran ekonomi syariah penting untuk membentuk karakter anak agar tidak konsumtif dan bijak dalam mengelola uang.

“Kegiatan ini sangat bagus karena membekali anak dengan manajemen keuangan sejak dini. Kami bahkan sudah membiasakan anak-anak mengenal makanan halal-haram, belajar berbelanja ke pasar, hingga memahami nilai uang dengan benar,” kata Adi Purwanto.

Ia menambahkan, sekolah juga menerapkan budaya hidup sederhana dengan membatasi uang saku siswa maksimal Rp5.000 per hari. “Kami ingin anak-anak belajar mengelola uang, bukan sekadar membelanjakannya,” sambungnya.

Adi berharap KNEKS dapat melanjutkan kerja sama secara lebih konkret, misalnya dengan menghadirkan materi ekonomi syariah dalam kurikulum sekolah.

“Kami berharap ada program lanjutan dan buku-buku dari KNEKS yang bisa dijadikan bahan ajar. Kalau bisa, masuk ke dalam kurikulum, itu akan lebih bagus,” tutup Adi. (imm)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry