Surabaya | duta.co — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa bantuan kebencanaan yang dikirim ke Sumatera Utara melalui jalur laut yakni melalui PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) secara resmi berjumlah 10 kontainer.

Penegasan ini disampaikan menyusul munculnya dinamika informasi di lapangan terkait jumlah kontainer bantuan yang tiba di wilayah tersebut.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno, menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyalurkan bantuan kebencanaan ke tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, melalui jalur darat, udara, dan laut.

“Sebagian bantuan memang kami salurkan melalui jalur laut, khususnya untuk Sumatra Utara, dari Pelabuhan Perak Surabaya menuju Pelabuhan Belawan,” ujar Satriyo, Selasa (31/12).

Ia menyebutkan, bantuan tersebut merupakan hasil penghimpunan dari masyarakat Jawa Timur yang dikelola oleh BPBD Provinsi Jawa Timur dan disalurkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Utara melalui BPBD setempat.

“Secara resmi, BPBD Provinsi Jawa Timur mengirimkan 10 kontainer bantuan ke Sumatra Utara. Pengiriman itu kami lakukan pada 11 Desember sore melalui jalur laut,” tegasnya.

Satriyo mengungkapkan, sebelum pengiriman dilakukan, BPBD Jawa Timur telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait, baik Aceh, Sumatra Utara, maupun Sumatra Barat. Setiap pengiriman, kata dia, selalu dikonfirmasikan terlebih dahulu ke BPBD Setempat, termasuk jumlah dan jenis bantuan yang dikirim.

Terkait informasi yang sempat viral mengenai jumlah kontainer bantuan di Sumatera Utara, Satriyo menjelaskan bahwa pada pihaknya mendapat informasi awal tercatat 11 kontainer yang sampai ke Pelabuhan Belawan. Namun setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa 9 kontainer merupakan bantuan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sementara 2 kontainer lainnya berasal dari organisasi kemasyarakatan asal Jawa Timur.

“Dari sembilan kontainer milik Jawa Timur tersebut, satu kontainer pada awalnya belum terangkut dan berada  di Jakarta. 1 Kontainer itu kemudian dikirim melalui kapal lain pada hari berikutnya. Jadi total bantuan dari BPBD Jawa Timur tetap 10 kontainer,” jelasnya.

Ia kembali menegaskan bahwa BPBD Jawa Timur tidak mengetahui adanya tambahan kontainer di luar jumlah tersebut.

“Terkait adanya informasi jumlah kontainer yang berubah dari 10 menjadi 12, kami tidak mengetahui kronologi maupun mekanismenya. Yang jelas, secara resmi dari BPBD Jawa Timur hanya 10 kontainer,” kata Satriyo.

Meski demikian, Satriyo memastikan koordinasi dan konsolidasi antara BPBD Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara telah berjalan dengan intensif, baik sebelum maupun setelah proses pengiriman bantuan.

Dalam kesempatan tersebut, Satriyo juga menekankan pentingnya tertib administrasi dalam penanganan kebencanaan. Menurutnya, setiap bantuan yang masuk dan keluar wajib dicatat dan dipertanggungjawabkan.

“Dalam penanganan bencana, tidak ada bantuan yang keluar atau masuk tanpa pencatatan. Ini adalah tanggung jawab kami, baik secara kelembagaan maupun moral,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa BPBD Jawa Timur tidak akan mengurangi atau menghilangkan bantuan masyarakat.

“Prinsip kemanusiaan dan akuntabilitas sudah tertanam dalam jiwa kami. Baik BPBD Jawa Timur maupun BPBD Sumatra Utara sama-sama bekerja di bidang kemanusiaan, sehingga administrasi harus dijaga dan diselesaikan dengan baik,” ujarnya kenjelaskan.

Proses pendistribusian bantuan logistik dari Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim dilakukan dalam enam tahap melalui berbagai jalur transportasi dengan total volume mencapai 317,237 ton.

Pada tahap awal, pengiriman difokuskan melalui jalur udara untuk mempercepat mobilisasi. Tahap I dilakukan melalui Bandara Juanda Surabaya sebesar 26,500 ton, disusul Tahap II melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta sebanyak 61,687 ton, dan Tahap V yang juga melalui Soekarno-Hatta sebesar 1,950 ton.

Jalur laut memegang peranan vital dalam pengiriman skala besar pada Tahap III. Distribusi ini melibatkan KRI yang mengangkut 17,241 ton. Serta kapal PELNI yang membawa 10 kontainer khusus untuk wilayah Sumatra Utara dengan total muatan mencapai 84,315 ton.

Selanjutnya, distribusi melalui jalur darat dilaksanakan pada Tahap IV dan Tahap VI dengan fokus utama di wilayah Sumatra. Tahap IV melibatkan armada truk menuju Sumatra Utara dan Padang seberat 14,025 ton. Sementara itu, Tahap VI menjadi pengiriman darat paling masif yang mencakup wilayah Sumatra Barat dengan 9 truk (40,489 ton) serta beberapa wilayah di Provinsi Aceh. Sebaran di Aceh meliputi wilayah induk (18,657 ton), Aceh Tamiang (13,555 ton), Gayo Lues (14,978 ton), dan Pidie Jaya (23,840 ton).

“Kami pun menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada masyarakat Jawa Timur atas partisipasi dan kepeduliannya dalam membantu korban bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh melalui BPBD Jawa Timur” Ucap Satriyo. (Rid)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry