PENAMBAHAN :  PT. Bumi Suksesindo (BSI) mengklaim, penambangan emas di Gunung Tujuh Bukit (Tumpang Pitu) di Pesanggaran, Banyuwangi memberikan penjelasan kepada media terkait penambahan ramah lingkungan. (duta.co/udiek)

JEMBER | duta.co -PT. Bumi Suksesindo (BSI) mengklaim, penambangan emas di Gunung Tujuh Bukit (Tumpang Pitu) di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, adalah ramah lingkungan. Pasalnya proses pelarutan biji emas tidak menggunakan merkuri tetapi menggunakan sianida dengan metode heap leach atau pelindihan.

Metode ini dipandang sebagai metode yang jauh lebih aman untuk memproduksi emas, karena tidak melibatkan limbah dan pembuangan tambang.

“Proses ini juga tidak menghasilkan tailings seperti di beberapa tambang lainnya di Indonesia, karena sianida yang disiramkan akan jatuh dan ditampung untuk digunakan kembali, sehingga tidak mencemari lingkungan” kata  Senior Manager External Affairs PT Bumi Suksesindo (BSI), Sudarmono.

Bahkan pihaknya mengaku berkomitmen menjalankan program reklamasi. Sejak pertama dibuka 2015, hingga Maret 2019, PT BSI telah menyelesaikan reklamasi seluas 34,9 hektare. “Kami melaksanakan kegiatan reklamasi secara progresif,” jelasnya saat menjawab pertanyaan bahwa penanambangan akan merusak lingkungan.

Hal ini sejalan dengan komitmen PT BSI untuk  menjadi perusahaan tambang yang taat aturan. “Pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab, taat hukum, dan menerapkan prinsip-prinsip penambangan yang baik merupakan tekad kami (BSI),” kata pria asal Malang itu.

Hal senada disampaikan Corporate Communications Manager PT BSI, Teuku Mufizar Mahmud, menurutnya teknologi ini ramah lingkungan, karena batu-batuan emas yang disiram air reagen dilapisi 7 lapisan Plastik HDPE,  agar tidak tembus ke lapisan air tanah.

Teknologi ini belum banyak dilakukan di perusahaan tambang lain di Indonesia. Baru ada dua perusahaan yaitu BSI dan Newmont (sekarang menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara). Untuk memastikan air bekas pengolahan tidak mencemari lingkungan, BSI membuat penampungan khusus yang dinamakan storm water pond untuk mengolah dan mencuci air pengolahan tersebut.

“Air dari daerah plastik ini masuk ke dam yang juga ada plastiknya. Kami masih ada 5 dam penampungan lain untuk pengendalian lingkungan dan sedimentasi sehingga saat air itu kita lepas, sudah jernih dan sesuai dengan baku mutu,” jelas pria yang akrap disapa Mufi ini.

Selain itu BSI juga melaksanakan kegiatan reklamasi secara terus-menerus, seperti menghijaukan kembali bekas penambangan, bahwan perusahaan yang memiliki 2.000 lebih tenaga kerja itu katanya juga telah memenuhi kewajiban jaminan reklamasi sebesar Rp 58,6 miliar untuk periode 2015–2019.

Di bidang sosial, PT BSI terus mengembangkan program-program kemasyarakatan melalui Corporate

Social Responsibility (CSR). Program-program ini menyasar kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur.

“Untuk program sosial, kami memilih program-program yang berkesinambungan dan bermanfaat bagi masyarakat banyak dan sesuai dengan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” pungsanya. (dik)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry