Muhammad Ibn Zakariyya al-Razi dalam bukunya Kitab al-Jadari wa ‘l-Hasba, juga menjelaskan tentang gejala cacar air dan campak. al-Razi secara jelas menyebutkan bahwa cacar air dan campak berbeda. Ia juga menegaskan bahwa ada beberapa gejala yang sama antara dua jenis penyakit ini dan juga gejala spesifik dari masing-masing penyakit sehingga membuat dokter bisa melihat perbedaan diagnosis kedua jenis penyakit ini.

Beberapa tanda umum kedua penyakit ini, yaitu demam berkelanjutan, hidung gatal, alergi pada tubuh, pipi dan mata memerah, sakit tenggorokan, sakit dada, sulit bernapas, batuk, suara parau, dan pusing.

Bagian keempat dari buku menjelaskan bagaimana mengelola cacar air secara umum. Ia mengindikasikan 10 prosedur yang harus dijalankan. Bagian kelima atau bagian terpanjang dari buku ini berbicara mengenai bagaimana antisipasi mencegah cacar air sebelum tanda-tandanya muncul dan juga menghindari bertambah buruknya penyakit setelah tanda-tanda muncul.

Pada bab ini al-Razi menyarankan kepada pasien di bawah 14 tahun untuk melakukan venesection atau pengeluaran darah lewat pembuluh balik (vena) yang membawa darah kaya karbondioksida, mirip dengan bekam. Ia juga menya rankan diet berdasarkan kondisi dan usia pasien.

Bagian keenam dari buku menjelaskan faktor yang mempercepat munculnya cacar pada kulit. Al-Razi mengatakan, pijatan dan minum air dingin dapat mempercepat munculnya cacar air dan campak terutama saat demam sudah memburuk. Disebutkan juga untuk mengonsumsi obat herbal untuk mencegah penyakit ini.

Bagian ketujuh menjelaskan, bagai mana merawat mata, tenggorokan, dan organ tubuh lainnya yang memerlukan perawatan setelah munculnya cacar air.

Bagian kedelapan menjelaskan, bagaimana proses matangnya cacar air. Di sini al-Razi menyarankan jika pasien dalam kondisi baik maka dokter harus melakukan proses pematangan cacar. Pada kasus ini, diperlukan siraman air panas dengan beberapa jenis bunga yang dididihkan dan diguyur pada bagian munculnya cacar.

Bagian kesembilan tentang faktor apakah cacar itu kering atau basah. Pada kasus cacar basah, beberapa krim yang terbuat dari berbagai jenis tumbuhan seperti beras dioleskan untuk mengeringkannya, juga agar cacar tidak meninggalkan bekas. (wkp/mha)