MANTAP – Optimis negeri ini bakal kembali berswasembada beras. Dua tahun ini produksi beras meningkat tajam. Impor beras sudah mulai dikurangi bahkan dihentikan. Tampak ceria wajah petani sedang panen raya. (FT/cp.c)
MANTAP – Optimis negeri ini bakal kembali berswasembada beras. Dua tahun ini produksi beras meningkat tajam. Impor beras sudah mulai dikurangi bahkan dihentikan. Tampak ceria wajah petani sedang panen raya. (FT/cp.c)

JAKARTA | duta.co – Masih ingat ‘kisah sedih’ Presiden Jokowi ditawari impor beras oleh Perdana Menteri Thailand? Hari ini kisah pilu itu terbayar. Indonesia yang dikenal gemah ripah loh jinawi, seharusnya swasembada beras. Kali ini prestasi yang pernah diraih orde baru itu kembali bisa diraih petani kita.

Selama dua tahun ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjibaku untuk mewujdukan ‘impian yang hilang’. Selama itu pula, kinerja Amran Sulaiman cukup membuat Presiden Joko Widodo puas. Lagi-lagi karena produksi beras aman.

Prestasi (kebanggan) itu ditumpahkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2017), Jokowi tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ini lantaran Indonesia berhasil membatasi impor beras. “Dengan kondisi dan tantangan yang akan kita hadapi dan saya sangat bersyukur,” papar presiden asal Solo ini.

Biasanya, lanjut Jokowi, setiap masuk bulan September, ada rapat terbatas mengenai penetapan beras yang akan diimpor tahun depan. Namun, khusus tahun ini tidak digelar, karena persediaan beras aman bahkan bisa ekspor.

“Bulan September kemarin tidak ada permintaan ratas, tenang-tenang saja. Senang saya. Biasanya September-Oktober ratas untuk mengatasi kekurangan stok beras, dan pengendalian harganya. Berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini kok tidak ada,” tuturnya Jokowi dengan raut muka ceria.

“Saya cek stok (beras) di Perum Bulog berapa. Ternyata, ada 1.734.000 ton, langsung saya telepon (Perum Bulog) stok terakhir,” sambung mantan Wali Kota Solo serta Guberbur DKI ini.

Padahal, Jokowi ingat betul, bahwa pada 2016, stok beras di Perum Bulog tercatat 800.000 ton. “Artinya sudah meningkat dua kali lipat sehingga benar kalau September tidak ada ratas mau impor berapa. (Ternyata) Stoknya sudah dua kali lebih,” ungkapnya.

Kata Jokowi, apabila stok di Bulog besar maka pasar pun bakal grogi kalau ingin menaikkan harga. Sebab, masih kata dia, apabila pasar naikkan harga maka Perum Bulog tidak akan segan-segan untuk menggelontorkan stok ke pasar.

Capaian produksi lain yang bikin semringah Presiden Jokowi, adalah jagung. Menurut data, dua tahun lalu, impor jagung sebanyak 3,2 juta ton. Namun pada 2016, impornya hanya 900 ribu ton.

“Data terakhir yang saya terima tahunn 2016 impor hanya 900 ribu ton. Kenapa? Karena ada produksi yang sudah melompat,” tuturnya.

“Saya meyakini tahun depan (impor) 900 ribunya sudah hilang. Kalau pekerjaan lapangannya dikerjakan secara detail. Dan pak mentan sudah tidak izin saya lagi. Karena kalau sudah ada hasil ini pasti tidak akan izin lagi, tensinya akan normal. Itu yang kita harapkan,” tutup Jokowi. (inl)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry