ODGJ : Wiji Fitrianti usai mendapatkan perawatan medis di rumahnya (istimewa)

KEDIRI | duta.co – Ini kisah nyata. Sebuah kepedihan dialami keluarga Wiji Fitrianti (27) warga RT. 02 RW. 07 Dusun Tambak Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Lama, tujuh tahun lalu, Wiji sudah mengalami gangguan mental, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Saat sakitnya kambuh, ia gigit jarinya, bahkan kini jari di tangan kirinya sudah habis dimakannya. Cerita pilu ini mengundang simpati banyak pihak, salah satunya adalah Relawan SB (Salam Bagus) segera turun dan memberikan bantuan kepada Wiji.

Perlu diketahui, Wiji selama ini tinggal bersama neneknya, Jirah (75). Saat masih kondisi sehat, ia memenuhi kebutuhan kesehariannya, Wiji bersama neneknya berjualan kue. Namun kini, mereka hanya mengharap pemberian tetangga maupun warga setempat lantaran gangguan mental yang dialami Wiji.

“Dahulu jualan kue,” ujar Jirah kepada duta.co saat ditemui di rumahnya, Jumat kemarin.

Kedua orang tua Wiji, dikabarkan merantau keluar Jawa dan sudah lama kehilangan komunikasi. Kondisi rumah yang ditinggali Wiji bersama neneknya pun tampak kurang layak.

Jirah tak kuasa menahan sedih. Apalagi melihat kaki Wiji juga mengalami luka yang diduga akibat gigitannya. Luka tersebut tampak kurang terawat. Jirah mengatakan, jika Wiji sering mengeluh kesakitan pada bagian-bagian tubuhnya yang terdapat luka tersebut.

“Ya saya obati sebisanya. Selain itu, Wiji juga rutin dua kali dalam satu bulan untuk berobat di Puskesmas. Namun sampai saat ini belum ada perkembangan,” ujar Jirah.

Saat relawan SB menjenguknya, tampak raut sumringah dari wajah Jirah. Bantuan sembako juga sejumlah uang untuk keperluan sehari-hari diberikan langsung kepada Jirah. Ia mangaku sangat berterima kasih atas bantuan yang diterimanya.

“Alhamdulillah, terimakasih banyak,” ungkapnya. Menurutnya tak ada perhatian kepadanya selain orang-orang ini (relawan) yang rajin mendampinginya.

 Kini Jirah hanya bisa berharap kepada cucunya agar gangguan mental yang dialami Wiji bisa segera sembuh dan dapat menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya.

“Ya semoga cucu saya bisa segera sembuh,” tandasnya. Terkait bentuk perhatian pemerintah daerah, dibenarkan Arif Witanto, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Koordinator Jatim yang kali pertama menyampaikan temuan ini.

“Tangan kiri Wiji Fitriani, jarinya sudah protol habis akibat luka pembusukan yang dialaminya. Jari tangan kanannya pun juga sudah mulai protol dan tersisa serta sudah membusuk. Dia makan jika sedang kelaparan dan seringkali tetesan darah yang keluar itu juga diminumnya,” terang Arif Witanto

Bahkan, bau busuk atas lukanya ini tercium hingga di luar rumah radius 3 meter. Belum lagi diterangkan Arif, Fitri mengeluhkan keberadaan belatung yang banyak bersarang di kaki dan tangannya itu karena terasa sakit saat hewan-hewan kecil itu menyerang lukanya yang membusuk.

Terdapat satu ruangan kamar berpintu besi, digunakan untuk mengurung Wiji jika kumat sakit jiwanya. Arif pun mengaku telah berulangkali mengadukan permasalahan ini, namun nasib dialami perempuan dilahirkan 5 September 1991 hanya sebatas pengobatan medis, seperti dilakukan di RS. Dr. Iskak Tulungagung atas bantuan para relawan. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry