
JOMBANG | duta.co – Siapa yang tak kenal Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang? Kampus dengan semboyan “Berdada Masjidilkarom, berotak London.” Berdiri sejak 1965, Undar telah melahirkan ribuan sarjana yang kini berkiprah di berbagai bidang, mulai birokrat, pengusaha, guru, hingga kiai muda.
Namun, di balik perjalanan panjang kampus yang dikenal sebagai kampus bumi thariqah ini, ada sosok perempuan tangguh yang jarang tersorot; Hj. Jumi’atin Mustain Romly (Nyai Tin), istri almarhum pendiri Undar sekaligus sosok ibu bagi ribuan mahasiswa yang pernah menimba ilmu di sana.
Momen wisuda Undar, 12 Oktober 2025, menjadi ajang nostalgia bagi para alumni yang datang ke kampus. Di sela-sela acara wisuda para alumni ngobrol ringan sembari negopi, nama Bu Nyai Tin kembali disebut dengan penuh rasa hormat dan haru.
Salah satu alumni, Zaenul, lulusan Fakultas Hukum, mengaku bisa ikut wisuda berkat kebijakan penuh kasih dari Bu Nyai.
“Kalau tanpa Bu Nyai, mungkin saya tidak bisa wisuda,” ujarnya sambil tersenyum. “Waktu itu uang saya habis untuk kegiatan organisasi, dan Bu Nyai memberi dispensasi agar saya tetap bisa ikut wisuda.” bebernya

Ternyata, Zaenul bukan satu-satunya. Banyak mahasiswa lain yang mengalami hal serupa. Mereka sowan ke dalem Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso hanya untuk menemui Bu Nyai dan memohon keringanan.
“Beliau melihat mahasiswa seperti anak sendiri. Sudah berjuang bertahun-tahun menuntut ilmu, masa hanya karena urusan administrasi mereka gagal wisuda?” tutur salah seorang alumni lain.
Bagi para wisudawan, dispensasi dari Bu Nyai bukan sekadar izin administratif, melainkan bentuk kasih seorang ibu yang memahami arti perjuangan di tengah keterbatasan ekonomi.
“Bu Nyai seperti malaikat,” kenang seorang alumni perempuan. “Kami hampir putus asa karena belum bisa melunasi biaya akhir. Tapi beliau memanggil kami satu per satu, menenangkan hati, dan memberi jalan keluar.” ceritanya.
Langkah Bu Nyai Tin menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal sistem dan angka, tetapi juga tentang nilai kemanusiaan, empati, dan keikhlasan nilai-nilai pesantren yang sejak awal menjadi ruh Undar.
Kini, di beliau sudah kembali kepada sang pencipta, namun bagi para alumni sosok Bu Nyai Tien masih terasa disaat momen wisuda. Seolah ingin memastikan bahwa semangat perjuangan dan kasih sayang tetap menjadi napas pendidikan di tanah Jombang. (din)





































