PAPARAN : Direktur Utama PT Bestprofit Futures, M Khusyen Azhari dalam paparan kinerja dan peluang kepada media. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – PT . Bestprofit Futures (BPF) berhasil membukukan volume transaksi sebesar 832,336 lot sepanjang tahun 2018 atau meningkat 51,90% dibandingkan 2017 sebesar 547,933 lot.

Pencapaian tersebut didorong pertumbuhan volume transaksi bilateral (SPA/Sistim Perdagangan Alternatif) sebesar 53,53%, menjadi 757,036 lot, sementara hasil volume transaksi multilateral (komoditi) naik 37,29% dari tahun sebelumnya sebesar 75,300 lot.

Pertumbuhan positif tak lepas kestabilan pasar dan harga komoditas terutama emas, kakao dan olein. Meski diselimuti tahun politik yang menghangat, namun tidak menyurutkan nasabah untuk berinvestasi di instrumen perdagangan berjangka.

Saat ini BPF menempati urutan teratas nomor dua dari lima perusahaan pialang berjangka terbesar nasional, berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta. Total pangsa pasar BPF mencapai 10,46%. Catatan prestasi ini tidak akan berhenti hingga menjadi nomor satu di industri Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia.

Laporan Perseroan tercatat total nasabah baru BPF mencapai 2.311 nasabah hingga akhir tahun 2018. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 28,18% dibandingkan tahun 2017 sebanyak 1.803 nasabah baru.

Direktur Utama PT Bestprofit Futures, M Khusyen Azhari mengatakan pertumbuhan nasabah baru seiring kepercayaan masyarakat terhadap jasa investasi berjangka dan sebagai hasil upaya Perseroan memberikan layanan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

“Nasabah mitra terdekat  kami. Sehingga, fokus strategi kami senantiasa melihat kebutuhan nasabah yang dinamis sehingga dapat menjadi mitra investasi terbaik untuk mereka,” ungkap nya.

Melalui 10 kantor cabang, BPF terus melebarkan ekspansi layanan investasi berjangka di seluruh Indonesia yang kini tersebar di Jakarta (2 kantor), Malang, Bandung, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Jambi, Pontianak, dan Banjarmasin.

BPF telah memfasilitasi sistem transaksi perdagangan berjangka dengan SITNA atau Sistem Informasi Transaksi Nasabah yang telah disediakan oleh Kliring Berjangka Indonesia dan Bursa Berjangka Jakarta. Dengan adanya SITNA, setiap transaksi kontrak berjangka yang tercatat di bursa berjangka dapat dipantau oleh nasabah kapan pun dan di mana pun.

Peluang 2019, Khusyen memaparkan BPF menargetkan total volume transaksi dan jumlah nasabah baru masing-maisng tumbuh sebesar 20%. Angka ini dinilai realistis karena situasi ekonomi global yang mulai membaik. Mengenai, dampak dari tahun politik, Ia menambahkan bahwa industri perdagangan berjangka tidak akan terlalu dipengaruhi.

Kinerja BPF Malang tumbuh positif tahun 2018. Total volume transaksi 53,507 lot atau meningkat 71,03%. Untuk pertumbuhan nasabah baru 28,18% menjadi 141 nasabah. Hasil pencapaian itu ditopang oleh semakin tingginya minat para nasabah di Malang untuk berinvestasi di perusahaan pialang berjangka.

“Selama ini kami terus melakukan sosialisasi dengan tim marketing kepada para calon nasabah. Meski kota kecil, Malang memiliki nasabah potensial yang lumayan banyak. Karena sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pengusaha dan pedagang, sehingga dari sisi skala ekonomi mereka merupakan target potensial untuk perusahaan pialang berjangka,” tandas Andri, Pimpinan Cabang BPF Malang. (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry