Suasana setelah halaqah di PP Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto. (FT/SUUD)

MOJOKERTO | duta.co – Setelah kiai pendukung Gus Ipul-Puti mengeluarkan maklumat, kini giliran ratusan kiai-kiai pesantren membuat halaqah merumuskan fatwa hukum wajib memenangkan pasangan Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim 27 Juni 2018.

Penguatan fatwa Fardhu Ain itu dilaksanakan di Ponpes Amanatul Ummah Bendunganjati Pacet Mojokerto dihadiri sekitar 380 kiai dari seluruh Jatim, Minggu (3/6/2018). Halaqah ini dirasa penting, mengingat fatwa yang sudah ada seperti hasil musyawarah masyayikh Madura No. 1/SFMM/V/2018 tanggal 15 Mei 2018 di Karongan Sampang Madura, ternyata dinantikan oleyh umat.

Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim selaku tuan rumah dan inisiator mengatakan, bahwa hujjah memilih Khofifah-Emil itu, ada tiga. Pertama, kedua pasangan cagub cawagub ini teruji jujur, dapat dipercaya. Alasan kedua, makrifatul haq. Ketiga, iqomatul haq. “Tidak bisa dipungkiri, bahwa Khofifah-Emil memiliki program yang jelas, dan paling siap bekerja keras untuk mensejahterahkan rakyat Jatim dan mampu direalisasikan secara nyata,” ujar kiai Asep.

Kemudian dari sisi rekam jejak, lanjut kiai Asep, pasangan Khofifah-Emil juga lebih baik daripada lawan politiknya. Hal itu terlihat dalam debat kandidat 10 April dan 8 Mei lalu. “Selama jadi Mensos, Khofifah mampu mengurangi kemiskinan di Jatim. Sebaliknya, rivalnya yang selama ini menjadi koordinator pengentasan kemiskinan di Jatim, gagal sehingga membuat Jatim angka kemiskinannya tertinggi di Indonesia,” tambahnya.

Bahkan, lebih jauh, menurut Kiai Asep, memilih Gus Ipul-Puti sama saja mengkhianati Allah dan Rasulullah, alasannya ada yang lebih pantas dipilih dan lebih baik, yaitu Khofifah. “Barangsiapa yang memilih seorang pemimpin, dan diantara yang dipimpinnya adalah orang-orang muslim, dia tahu bahwa ada orang lain yang tidak dia pilih, ternyata lebih baik dari yang dia pilih, maka sungguh dia berkhianat kepada Allah, kepada RasulNya dan kepada orang-orang muslim,” ujar kiai Asep mengutip kitab Albujairimi Alal Khotib jilid 4 hal 318.

Tak kalah menarik, ternyata kiai-kiai pesantren juga mencermati pidato atau pernyataan para politisi PDI-P yang dinilai anti Islam. Dari pidato Megawati yang menyebut akhirat sebagai khayalan, puisi Sukmawati yang mengatakan suara adzan tak seindah kidungnya, sampai pernyataan Arteria politisi PDI-P yang menyebut Kementeria Agama, itu bangsat. “Ini catatan penting, bahwa, memilih pemimpin harus hati-hati. Yang sudah jelas-jelas anti Islam harus dihindari,” jelasnya.

Untuk meluaskan jangkauan dan efektivitas fatwa Fardhu Ain ini, kata kiai Asep, pihaknya akan menggadakan dan menyebarluaskan fatwa ini ke seluruh masyarakat Jatim supaya mereka dapat hidayah dan mau memilih Khofifah-Emil pada 27 Juni mendatang.   (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry