SURABAYA | duta.co – Saur manuk (polemik) soal kalimat tauhid semakin karut marut. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj meminta warga Nahdatul Ulama (NU), untuk tidak ikut mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid.

“Kalimat tauhid dibuat dzikir saja, dibaca sebanyak-banyaknya. Jangan dikibarkan, tapi tahlil yang diperbanyak,” katanya saat menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional Sarikat Buruh Muslimin Indonesia di Surabaya, Jumat (9/11).

Kalimat tauhid, kata dia, bukanlah barang baru bagi warga NU. “Kalimat tersebut dibuat dzikir oleh warga NU selalu diucapkan saat dzikir dan istighotsah, bukan dibuat panji bendera,” terangnya.

Ribut soal bendera bertuliskan kalimat tauhid kata dia hanya dihembuskan oleh kelompok kecil di Indonesia. Namun meskipun kecil, kelompok tersebut berafiliasi dengan pihak luar.

“Jangan anggap remeh, mereka punya jaringan luar negeri. Punya agenda luar negeri, membenturkan antara agama dan nasionalisme, agama dan negara. Tauhid dan Merah Putih,” paparnya.

Bagi warga NU kata Kiai Said, hubungan antara agama dan nasionalisme adalah hubungan saling menguatkan. Pembahasan kedua masalah tersebut sudah tuntas dan tidak akan dibuka lagi.

“Karena pendiri NU sejak awal sudah meletakkan dasar ideologi Hubbul Wathon Minal Iman yang artinya cinta tanah air itu sebagian dari iman,” tegasnya.

Kiai Said perpesan kepada anggota Sarbumusi, untuk menjaga budaya dan kepribadian bangsa agar tidak luntur.

Jangan Terprovokasi
Gus Rozaq, Sekretaris BKSN

Hal yang sama juga disampaikan Gus Rozaq, Sekretaris Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin (BKSN). Menurut Gus Rozaq kalimat tauhid harus tertanam rapat dalam hati. “Tidak perlu dikibarkan-kibarkan seperti bendera Arab Saudi. Tetapi juga tidak perlu dibakar, apalagi sampai divideo lalu di-Youtube-kan,” jelasnya kepada duta.co Minggu (11/11/2018).

Menurut Gus Rozaq, hari ini umat Islam sedang dikompori agar membenci bendera bertuliskan kalimat tauhid. Kalau sudah benci, ujungnya melakukan Sweeping. Ini yang harus dihindari.

“Jangan! Jangan sampai kita terprovokasi. Kalau melihat kalimat tauhid masih pada tempatnya, tidak apa-apa. Tetapi kalau sudah tidak pada tempatnya, sebaiknya diamankan secara bijak. Tidak perlu dibakar rame-rame, apalagi untuk ditonton banyak orang,” katanya serius.

Masih menurut Gus Rozaq, tidak semua orang yang membawa kalimat Tauhid, itu meski HTI atau ISIS. Banyak saudara kita yang gandrung dengan kalimat Tuhid, seperti berbentuk stiker dll.

“Kalau melihat ada kalimat tauhid di kaca belakang mobil, jangan langsung marah. Jangan pula dikepruki, bisa-bisa kita kena masalah,” katanya sambil tersenyum. (zal,mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry