JAKARTA | duta.co – Pernyataan Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Said Aqil Siroj, bahwa, ajang Munas (Musyawarah Nasional Alim Ulama) dan Konbes (Konferensi Besar) NU terbebas dari hal-hal berbau politik, diragukan Ketua BKSN (Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin), H Agus Solachul A’am Wahib.

“Mengapa? Karena omongan dan prakteknya tidak sama. Politisasi NU itu sudah cetho welo-welo (terang-terangan red.). Pengurus NU sekarang sudah terang-terangan merusak organisasi dengan nafsu kekuasaan. Mereka tega sekali menginjak-injak khitthah NU. Kalau sekarang ngomong bebas dari politik, siapa mau percaya? Baru saja Kiai Ma’ruf bilang PBNU akan menggelar istighotsah untuk kemenangan Jokowi. Berita ini dimuat medianya Erick Thohir. Apa tidak sedih menyaksikan semua ini,” tegas Gus A’am Wahib panggilan akrabnya kepada duta.co, Jumat (4/1/2019).

Menurut Gus A’am, Kiai Said sebagai Ketua Umum PBNU harus bertanggungjawab terhadap rusaknya NU sekarang ini. Hari ini, pelanggaran khitthah terjadi secara massif, dari atas sampai level paling bawah. Ironisnya mereka tidak pernah merasa salah.

“Padahal kalau kita sadar, begitu Jokowi menang, NU semakin habis, dipermainkan kekuasaan. Kalau Jokowi kalah, NU dicemooh, tidak becus. Ironisnya pengurus NU tak kunjung sadar,” tegas penggagas halaqah penegakan Khitthah 26 NU bersama dzurriyah muassis ini.

Seperti diberitakan, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil memastikan bahwa ajang Munas dan Konbes NU terbebas dari hal-hal berbau politik. “NU bukan Parpol. Tapi warga NU ada rasa terpanggil untuk memenangkan tokohnya tanpa diarahkan, tanpa dikampanyekan,” katanya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (3/1).

Menurut Kiai Said, maksud dari terpanggil bukan berarti dipanggil.  “Jadi terpanggil sendiri untuk menyukseskan tokohnya,” ujarnya.

Munas Alim Ulama dan Konbes NU sendiri akan digelar di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat pada 27 Februari-1 Maret 2019. Pembukaan kegiatan akan dilakukan Presiden Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuan dihadiri ribuan alim ulama, kiai, serta pengurus NU seluruh Indonesia.

Buka Dosa-Dosa PBNU

Masih menurut Gus A’am Wahib, Munas dan Konbes mestinya menjadi koreksi bagi PBNU. Karena itu, pihaknya berharap ada catatan serius yang harus disampaikan kepada peserta Munas dan Konbes, intinya bahwa selama ini ada ‘dosa besar’ PBNU sehingga organisasi ini jadi bebak belur seperti sekarang ini.

“Saya berharap ada buku ‘rekam jejak’ politisasi NU untuk mengingatkan peserta Munas dan Konbes. Dengan begitu, kita tersadar, bahwa, organisasi para kiai ini tengah diacak-acak politisi. Kalau NU sudah tergadaikan, pada saatnya, tinggal tunggu waktu, republik atau NKRI ini akan goyah,” jelasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry