HAUL AGUNG: Tampak Kiai Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU saat memberikan taushiyah di Haul Agung Sultan Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo ke-514, di Masjid Demak. (FT/MetroNTB)

DEMAK | duta.co – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA, Sabtu malam (11/03/2017) menghadiri Haul Agung Sultan Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo ke-514, di Masjid Demak. Kiai Said kembali mengingatkan gencarnya serangan bid’ah kepada warga nahdliyin.

“Di tengah gencarnya kelompok yang mengatakan haul itu bid’ah dan ajaran sesat, alhamdulillah muslim Indonesia tidak surut mengamalkan ibadah haul. Inilah kalimatul haqq, shawtul haqq, ashabul haqq,” demikian disampaikan Kiai Said Aqil Siroj.

Menurut Kiai Said, kekuasaan Raden Fattah (Demak) adalah bukti sejarah bagaimana harmonisnya ulama dan umara dalam menguatkan tradisi  budaya, menjaga stabilitas tanah air, sehingga Islam bisa disebarkan dengan baik.

“Tidak mungkin menyebarkan Islam di tengah konflik dan gejolak, karena itu sinergi ulama dan umaro sangat penting bagi perkembangan Islam,” ungkap kiai pengasuh Pondok Pesantren as-Tsaqofah, Ciganjur itu.

Tidak hanya di Demak dan sekitarnya, di daerah-daerah lain pun para pendakwah Islam berbaur dengan tradisi budaya masyarakat dan menjaga harmoni dengan umara demi stabilitas tanah air.

“Syarief Hidayatullah dan Kesultanan Cirebon juga sinergi dengan baik, Kesultanan Lumajang, Kesultanan Perlak, Kesultanan Samudera Pasai juga bersinergi dengan para pendakwah Islam,” terangnya.

Kiai Said Aqil pun menegaskan bahwa masa depan Islam Nusantara semakin kuat dan jaya. Masyarakat muslim tidak pernah berhenti tahlil, ziarah, haul, menyambungkan batin spiritualitasnya dengan para wali, ulama dan orang-orang saleh. “Orang-orang NU tetap haul dan tahlil karena sudah merasakan begitu nikmatnya dekat dengan ulama dan orang-orang saleh,” pungkasnya. (mn,metntb)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry