Suasana Penutupan Madrasah Kader NU di Kendari yang diselenggarakan oleh PWNU Sulawesi Utara, Minggu, (12/2/2017). (FT/DOK)
KH Said Aqil Siradj (dua dari kiri) saat penutupan Madrasah Kader NU di Kendari yang diselenggarakan oleh PWNU Sulawesi Utara, Minggu, (12/2/2017). (FT/DOK)

KENDARI | duta.co — Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (NU) menjadi syarat siapa pun warga NU yang akan duduk di kepengurusan NU. Tujuan dari Tim Kaderisasi PBNU yang diberi tugas melakukan kaderisasi dalam Madrasah Kader NU tersebut sehingga ada standar materi yang harus dikuasai sebelum duduk sebagai pengurus NU.

“Diberlakukan tidak lama lagi,  karena itu semua harus mengikuti pengkaderan sebelum menjadi pengurus NU,” kata KH Said Aqil Siradj,  Ketua Umum PBNU dalam Penutupan Madrasah Kader NU di Kendari yang diselenggarakan oleh PWNU Sulawesi Utara, Minggu, (12/2/2017).

Menurut Kiai Said Aqil,  penataan organisasi NU harus dilakukan secara menyeluruh,  baik secara fisik,  manajemen maupun kualitas manusianya. Madrasah Kader diselenggarakan untuk pemenuhan kualitas pengurus NU.

“Nanti tidak boleh lagi ditemukan ada pengurus NU namun tidak paham visi misi NU,  tidak paham Aswaja an-Nahdliyyah,  untuk itulah madrasah kader ini penting,”  tutur Kiai alumni Pondok Pesantren Lirboyo ini.

Bagi NU, lanjut Kiai Said,  memahami NU sebelum menjadi pengurus NU itu tidak sekedar hafal sejarah NU. Namun memahami ke mana NU harus diarahkan, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara mewujudkannya.

“Ruh NU itulah yang harus dipahami pengurus NU sehingga dalam proses kepengurusannya ada gairah khidmah kepada umat,”  urai Kiai Said Aqil. (anw/ksf)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry