LUKISAN : Edy Supriyono saat menyerahkan lukisan Satria Kuda Putih kepada Kiai Azaim Ibrahimy pengasuh ponpes Salafiyah Safiiyah Sukorejo (duta.co/heru)

SITUBONDO | duta.co – Kurang lebih 30 ribuan alumni Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, mengikuti haul majemuk dan reuni. Mereka datang disambut pengasuh pondok Pesantren Salafiyah Safiiyah KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, Sokorejo Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Senin (13/1/2020).

Selanjutnya, ribuan alumni berjalan kaki menuju halaman kampus Universitas Ibrahimy. Para alumni jumpa kangen dan makan nasi gulung bersama-sama. Para alumni juga berkumpul di Masjid Jami’ ibrahimy, untuk mengikuti haul pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo, serta pengajian bersama Kiai Azaim Ibrahimy.

Yang menarik dalam haul majemuk itu, Edy Supriyono, salah seorang alumni ponpes Salafiyah Safiiyah Sukorejo menyerahkan lukisan Kiai As’ad yang dikenal dengan sebutan “Satria Kuda Putih” kepada Kiai Ahmad Azaim Ibrahimy.

Kiai Azaim mengatakan setiap tahun para alumni datang ke Sukorejo untuk memperingati Haul majemuk. “Hal itu merupakan bentuk kecintaan mereka, para santri terhadap pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safiiyah Sukorejo.”

Kiai Azaim menjelaskan, bahwa haul majemuk ini menjadi momentum untuk saling mengingatkan tentang keteladan, pesan serta cita-cita para almarhumin antara satu santri dengan santri lainnya, dari satu generasi ke generasi lainnya, karena  mungkin antara santri memiliki pengalaman berbeda-beda saat berada di pondok.

Oleh karena itu, Kiai Azaim menegaskan, bahwa momentum Haul Majemuk ini sebagai media silaturrahim, untuk saling mengenal antar sesama santri dari berbagai daerah dan lintas generasi.

“Satu barisan dan satu almamater di bawah naungan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo- Banyuputih-Situbondo,” jelasnya.

Sementara itu, Edy Supriyono, alumni ponpes Salafiyah Safiiyah Sukorejo mengatakan bahwa, dirinya menyerahkan lukisan Kiai As’ad atau “Satria  Kuda Putih”,  karena sangat mengagumi sosok perjuangan Kiai As’ad.

“Kiai As’ad merupakan tokoh yang sangat komplit, dikalangan warga Nahdliyin. Kiai As’ad merupakan mediator berdirinya NU. Di era penjajahan Kiai As’ad juga merupakan salah seorang pejuang yang gigih, hingga wajar jika beliau mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional,” kata Edy Supriyono.

Bukan hanya itu saja yang disampaikan Edy Supriyono, namun dia mengaku, lukisan Kiai As’ad “Satria Kuda Putih” diharapkan bisa menginspirasi para santri Pondok Pesantren Salafiyah Safiiyah Sukorejo dan para generasi muda pada umumnya. Sebab, Satria Kuda Putih telah menunjukan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara dan telah mampu menjadikan santri dan santriwati ponpes Salafiyah Safiiyah yang terus menjunjung tinggi ajaran Agama Islam sesuai dengan aturan yang ada di ponpes Salafiyah Safiiyah Sukorejo.

“Saya merasa perlu mengabadikan Satria Kuda Putih dalam bingkai lukisan, agar tak semua orang melukis sosok Kiai As’ad, namun menghilangkan etika dan estetika  karena berbeda dengan sosok aslinya,” jelas Edy Supriyono yang bekerja sebagai Kepala Biro Radar Situbondo Jawa Pos Group. her

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry