SURABAYA | duta.co – Pasangan calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, berkomitmen untuk mempercepat pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan visi menjadikan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara.
Komitmen ini, menurut Khofifah, bukan tanpa alasan. Provinsi Jawa Timur kini berada di posisi strategis, terlebih dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur yang diperkirakan akan meningkatkan dinamika ekonomi di kawasan tersebut.
“Jawa Timur kini menjadi pusat perdagangan, logistik nasional, dan lumbung pangan Indonesia. Lebih dari 70 persen jalur tol laut terhubung melalui Jatim, serta memproduksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan 20 provinsi di Indonesia Timur,” ungkap Khofifah.
Salah satu contoh konkret adalah Pelabuhan Tanjung Perak, yang melayani hampir 80 persen kebutuhan logistik untuk wilayah Indonesia Timur melalui 19 rute tol laut.
“Mulai tahun depan Presiden Prabowo akan mulai memboyong ASN ke IKN. Maka kebutuhan logistik, arus transportasi juga akan semakin meningkat,” Khofifah.
Hal ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat Jatim sebagai peluang. Produk-produk usaha sektor pertanian, peternakan, dan juga perikanan yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan nasional harus dimaksimalkan.
Selain itu, Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki kewenangan mengelola dua pelabuhan besar, yaitu Bandara Abdurrahman Saleh di Malang dan Pelabuhan New Tanjung Tembaga di Probolinggo.
“Kami berkomitmen untuk membangun interkoneksitas di seluruh wilayah Jatim,” kata Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan keberhasilan pemerintahannya di periode pertama dalam merealisasikan program Trans Jatim, yang kini memiliki lima koridor utama. Beberapa di antaranya menghubungkan Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Bangkalan.
“Dan dalam dua tahun lagi kita akan menambah lima koridor lagi untuk Trans Jatim di wilayah Gerbangkertasusila Plus. Dan selanjutnya juga akan dikembangkan Bus Trans Jatim untuk wilayah Madiun Raya, Malang Raya dan Jember Raya,” tegas Khofifah.
Tak hanya itu, salah satu kemajuan sektor transportasi Jawa Timur adalah tapakan babak sejarah baru dengan disahkannya dokumen Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) Gerbangkertasusila Plus yang dilakukan di era kepemimpinan Khofifah-Emil periode pertama.
Dokumen ini sangat penting sebagai landasan untuk realisasi perencanaan jaringan transportasi di wilayah Gerbangkertasusila Plus baik untuk Surabaya Regional Railway Line (SRRL), Mass Rapid Transit (MRT), Kereta Rel Listrik (KRL), Autonomous Rail Rapid Transit (ART), Bus Rapid Transit (BRT).
Menguatkan yang disampaikan Khofifah, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Emil Elestianto Dardak menegaskan bahwa Jatim saat ini ada di posisi sebagai provinsi penggerak ekonomi nasional. Saat ini Jatim juga menjadi penyumbang 22 persen lebih untuk industri manufaktur. Selain itu Jatim saat ini adalah lumbung pangan nasional.
“Maka sebagai provinsi pusat industri dan pusat pangan maka konektivitas Jatim dengan pulau pulau yang ada di luar Jawa maupun diinternal Jatim harus dilakukan. Karena Jatim sangat berpotensi menjadi pusat logistic,” tegas Emil.
Pun di tengah pemerintah pusat yang tengah aktif mengembangkan IKN untuk menakselerasi Indonesia Timur.
Di sisi lain Ia juga menyampaikan dengan tegas bahwa Pemprov Jatim di kepemimpinan Khofifah Emil periode pertama telah meninggalkan banyak legacy dalam hal infrastruktur.
Jaringan jalan sebagai sarana interkoneksi wilayah di kawasan selatan Jawa Timur semakin menujukkan progress signifikan. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan jalan pantai selatan (pansela) atau Jalan Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yang telah terbangun sepanjang 386,91 kilometer.
Pansela atau ini melintas di delapan kabupaten mulai dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan juga Banyuwangi.
Saat ini juga ada yang sedang progress kontruksi adalah Blitar sepanjang 17,3 km, di Tulungagung 13,26 km, di Malang sepanjang 3,94 km. Targetnya tuntas di tahun 2025.
Masih dalam hal infrastruktur dan transportasi, kini Jatim juga sudah memiliki Bandara Internasional Dhoho Kediri, yang bisa menampung 1,5 juta penumpang per tahun pada tahap awal, dan 10 juta penumpang per tahun pada tahap akhir.
Dengan posisi Jatim sebagai provinsi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Indonesia, pusat industri dan perdagangan nasional, maka pihaknya berkomitmen untuk mendukung hal tersebut.
“Jatim senantiasa siap untuk wujudkan jatim sebagai gerbang baru nusantara,” pungkas Emil.
Ajak Sukseskan Pilgub Jatim Seneng Bareng
Menghitung hari menuju hari coblosan, Khofifah mengajak masyarakat untuk bersama sama menyukseskan gelaran Pilkada serentak menyalurkan hak pilihnya dengan pergi bersama sama ke TPS pada tanggal 27 November 2024 mendatang.
Pilkada Serentak ini menjadi gawe besar bangsa Indonesia karena baru kali pertama digelar pemilihan gubernur dan pemilihan bupati wali kota dihelat secara bersama-sama.
“Itu artinya kita memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama menyukseskan gawe besar bangsa. Maka mari semua bersama-sama pergi ke TPS dan menyalurkan hak pilih,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Khofifah pun menegaskan bahwa masa kampanye tinggal dua hari lagi. Ia berharap bahwa proses kampanye yang terbangun di Jatim sesuai dengan tagline KPU yaitu seneng bareng. Dimana suasana demokrasi dan juga politik yang dibangun harus bernafas riang gembira, tidak adu domba dan membawa suka cita.
“Semoga yang terbangun selama masa kampanye adalah seneng bareng. Karena politik harus diiringi dengan suka cita. Titip salam untuk semua keluarga,” tutup Khofifah. (***)