SURABAYA | duta.co – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melepas 80 kontainer berisi 2 juta kilogram beras untuk pengungsi Rohingya, Myanmar Kamis (21/9). Bantuan tersebut berasal dari masyarakat Indonesia yang dikanalisasi melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Kapal kemanusiaan berukuran 27.104 GRT tersebut diberangkatkan dari Tanjung Perak, Surabaya, menuju Bangladesh. Diperkirakan kapal akan menempuh jarak kurang lebih 6000 kilometer dan akan tiba 4 Oktober mendatang.

“Bantuan ini memperlihatkan bahwa jiwa solidaritas masyarakat Indonesia kepada Rohingya sangat besar melihat waktu pengumpulannya yang kurang dari satu minggu,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah mengatakan, apa yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, sudah pasti menggugah hati siapapun. Mengingat kejadian tersebut adalah bencana kemanusiaan lantaran jumlah korban yang tewas pun cukup banyak.

Karenanya, kanalisasi bantuan masyarakat melalui ACT dinilai menjadi opsi tepat, guna menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan kepada Rohingya namun merasa bingung mau disalurkan kemana .

Sebelumnya, kata Khofifah Pemerintah Indonesia sendiri, telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya melalui beberapa tahap dan terahir sebanyak 34 ton yang terdiri dari makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.Bantuan ini diangkut menggunakan empat pesawat Hercules, 13 September lalu yang dilepas langsung oleh Presiden.

“Saya sangat mengapresiasi kiprah dan kerja cepat yang ditunjukkan ACT untuk membantu krisis kemanusiaan Rohingya,” imbuhnya.

Terkait perizinan, Khofifah mengatakan bahwa ACT sendiri telah mengantongi sejumlah izin dari pemerintah. Tidak hanya Kementerian Sosial, namun juga Kementerian Hukum dan HAM dan dalam hal pengiriman bantuan beras sudah mendapat izin dari Kementerian Pertanian.

“Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh dan perbatasan Myanmar,” tuturnya.

Khofifah mengatakan, secara pribadi dirinya merasa sangat prihatin dengan eksodus Rohingya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurutnya, kekerasan terhadap Rohingya merupakan pelanggaran HAM dan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus turun tangan menyelesaikan permasalahan ini. Terutama untuk membuka isolasi yang dilakukan Myanmar sehingga bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Rakhine State.

Sementara itu, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan 2 juta kilogram beras tersebut berhasil dikumpulkan dalam waktu 5 hari. Menurutnya, Ia sempat tidak percaya dengan besarnya antusiasme masyarakat Indonesia saat donasi dibuka.

“Alhamdulillah, Insya Allah bantuan ini akan sangat bermanfaat bagi Rohingya,” tuturnya.

Dikatakan, setelah sampai di Bangladesh bantuan tersebut harus menempuh jalan ratusan kilometer lagi untuk sampai ke titik pengungsian. Bantuan ini kata Ahyudin, adalah bantuan kedua yang disalurkan ACT kepada etnis Rohingya. Belum lama ini ACT menyalurkan berupa beras, tepung, minyak, garam, bawang, cabai, dan air mineral disalurkan lewat perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar.

“Myanmar masih belum membuka blokade akses bantuan kemanusiaan, jadi saat ini dilaksanakan di perbatasan Bangladesh,” tuturnya. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry