LONDON | duta.co – Khalid Masood (52), pelaku serangan di gedung parlemen Inggris ternyata pernah diperiksa dinas intelijen dalam negeri, MI5, terkait kegiatan ekstremisme. Namun, dia kemudian dilepas  dianggap bukan ancaman dan lolos dari pengawasan pihak berwajib hingga melakukan aksinya pada Rabu (22/3/2017).

Masood, yang disebut Scotland Yard terinspirasi ISIS saat melakukan aksinya itu, terlahir dengan nama Adrian Elms dan diyakini teradikalisasi saat dia mendekam di penjara.

Masa lalunya memang dipenuhi kekerasan. Catatan kelamnya diawali pada 2000 ketika dia dipenjara ketika melukai wajah seorang pria setelah keduanya terlibat perdebatan yang bernuansa rasial.

Pada 2003, ketika Masood berusia 39 tahun, dia kembali berurusan dengan hukum setelah menikam menikam hidup seorang pemuda berusia 22 tahun. Akibat tindakannya itu, sang korban mengalami luka serius di wajahnya dan harus menjalani operasi plastik.

Masood yang saat itu tinggal di kota pesisir di Sussex, juga dijerat dua dakwaan kepemilikan senjata, yaitu sebilah pisau dan pentungan, dan harus menjalani hukuman penjara dalam kasus tersebut.

Meski Masood lolos dari radar aparat keamanan, menteri dalam negeri Inggris Amber Rudd meminta agar dinas intelijen tak langsung dituding sebagai penyebab tragedi tersebut. “Fakta bahwa dia (Masood) dikenali, bukan berarti kemudian dia berada di bawah pengawasan selama 24 jam,” ujar Amber.

Sedangkan Scotland Yard mengatakan, tidak ada laporan intelijen apapun terkait gelagat Masood untuk melakukan sebuah serangan. Namun, Scotland Yard akhirnya mengakui bahwa nama Khalid Masood bukanlah nama sebenarnya.

Selain menewaskan seorang polisi, aksi Masood di Westminster itu juga menewaskan Aysha Frade (43), seorang guru dan ibu dua anak, Kurt Cochran (54), seorang turis AS yang sedang merayakan ulang tahun pernikahan ke-25. Satu orang lainnya, pria berusia 75 tahun akhirnya meninggal dunia di rumah sakit pada Kamis (23/3/2017) malam.

Sementara itu, polisi juga menahan istri Masood, Rohey Hydara (39) di Olympic Park, London Timur bersama tujuh orang lainnya. Tujuh orang lain yang ditahan polisi adalah dua perempuan berusia 21 dan 26 tahun serta lima pria berusia 23-58 tahun. Ketujuh orang ini ditangkap di Birmingham. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry