KH Yahya Cholil Staquf: NU harus bersungguh-sungguh menghadapi tantangan global. (FT/PL)

JAKARTA | duta.co – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya C Staquf mengatakan, bahwa,  bangsa Indonesia dewasa ini menghadapi berbagai tantangan yang sangat kritikal, baik dalam skala domestik maupun internasional. Dalam skala domestik, pergerakan populisme (kelompok) kanan, terus bekerja menggerus kultur moderat keagamaan masyarakat kita. Meski diakui gerakan-gerakan transnasional itu, secara global belum pernah berhasil menemukan bentuk idealnya. Karena itu, bangsa ini tidak boleh goyah.

“Pada saat yang sama, Nahdlatul Ulama (NU) yang sementara ini dinilai mampu menerjemahkan dengan baik Islam sebagai rahmat bagi alam semesta, diharapkan peran aktifnya oleh masyarakat dunia. NU, meminjam kalimat Greg Barton, benar-benar menjadi harapan bagi umat Islam untuk menjadikan agama ini sebagai pilar peradaban dunia,” demikian disampaikan KH Yahya C Staquf, Katib Aam PBNU, Kamis (9/3/2017).

Untuk menjawab tantangan sekaligus harapan dunia tersebut, lanjut Kiai Yahya, PBNU harus mendengar pandangan para ulama sepuh. Petuah dan nasihat-nasihat dari para ulama khos ini, sangatlah dibutuhkan dalam menentukan langkah strategis NU sebagaimana yang diharapkan dunia ke depan.

“PBNU berencana menggelar silaturahim dengan 99 ulama khos. Acara bertajuk ‘Silaturahim Nasional Alim Ulama Nusantara’, itu Insya Allah dilaksanakan Kamis, 16 Maret 2017,  bertepatan 17 Jumadil Akhir 1438 H. Tempatnya di ndalem Mbah Maemoen Zubair di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah,” lanjutnya.

Masih menurut Kiai Yahya, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim moderat terbesar di dunia, memiliki peluang sekaligus tantangan besar untuk menjadi kiblat keislaman dunia. Di saat negara lain sibuk dengan konflik horizontal dan sektarian, Indonesia sudah jauh melesat dalam menyuguhkan sebuah cara beragama yang damai, saling menghormati, saling tepa selira, bertoleransi, dan juga saling mengisi.

“Nah, wajah Islam Indonesia yang ramah, ini adalah bagian dari cermin kemasyarakatan NU. Tugas NU kemudian adalah bagaimana menggaungkan wajah Islam ala ahlussunnah wal jamaah ini sebagai upaya untuk menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya kepada dunia global. Sudah saatnya kita mengakhiri era Islam yang dipenuhi citra permusuhan sebagaimana yang masih terjadi di negara-negara teluk hingga saat ini,” ujarnya.

Karenanya, NU harus sungguh-sungguh mempersiapkan diri. NU harus menyambut dan menyiapkan peran terhormat ini dengan lebih baik. “Mungkin ini sudah menjadi amanat agung dari Allah swt. di antara karunia Allah kepada NU adalah dihadirkan-Nya di tengah-tengah kita para ulama, yang kualitas keulamaannya. Ini jarang dimiliki oleh komunitas muslim di belahan dunia lain,” demikian akhir dari penjelasan Kiai Yahya. (sov)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry