Tampak  Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj sedang ziarah di makam Sayyidina Husain bin Ali bin Abu Tholib bersama WNI di Mesir. (FT/DOK)

KAIRO | duta.co — Usai Konferensi Internasional di Universitas Al-Azhar, rangkaian kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj ke Mesir berikutnya adalah ziarah ke makam para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin dan ulama. Di antaranya ziarah ke makam Sayyidina Husain bin Ali bin Abu Thalib di kawasan Old Kairo.

“Ayo kita tahlil,” ajak Kiai Said kepada WNI di Mesir sesampai di makam Sayyidina Husain.

Tahlil dengan bacaan khas Indonesia itu pun berkumandang. Kiai Said didapuk menjadi imam tahlil. Suasana benar-benar khusyuk hingga tahlil usai. Kiai Said pun sedikit memberikan nasehat kepada para mahasiswa NU yang mengikuti ziarah.

“Kalian harus membiasakan ziarah ke makam, langsung mendatangi makamnya, meski didoakan dari rumah juga sampai ke ahli kubur. Karena kita ini NU,” begitu pesan Kiai Said.

Ziarah dilanjutkan ke makam Syaikh Ibn Atha’illah as-Sakandari – ulama besar pengarang Kitab Al-Hikam.

Setelah tahlil di makam Sayyidina Husain bin Ali bin Abu Tholib, ia mengajak ziarah ke makam Ibn Atha’illah as-Sakandari. Sufi besar ini sangat mempengaruhi Kiai Said Aqil di samping Syeikh as-Syadzili.

“Masih ada waktu, kita ke makam Syaikh Ibn Atha’illah,” sarannya.

Selesai tahlil di makam Syeikh Ibn Atha’illah, Kiai Said Aqil kembali mengingatkan pentingnya ziarah kubur. Di samping itu juga mengenang kehidupan Syeikh Ibn Atha’illah, pengarang kitab Al-Hikam ini.

“Ilmu yang tinggi, luas wawasan itu tidak ada artinya saat seseorang tidak mampu menghadirkan kekhusyukan di dalam hatinya,” ujarnya.

Karena itu, imbuh Kiai Said, sejak dini hati manusia harus dilatih agar selalu berzikir kepada Allah. “Jadikan hati kita khusyuk tempat bersemayamnya Allah,” kata Kiai Said Aqil. (anw/ksf/kia)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry