SURABAYA | duta.co – KH Ahmad Bagja, A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi semangat Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar untuk merebut posisi Cawapres. Apalagi Cak Imin, panggilan akrabnya, sudah memasang baliho di mana-mana.

“Seminggu sebelum lebaran, saya ketemu sama Cak Imin. Saya tanya, serius ente Cawapres?,” kata KH Achmad Bagja kepada duta.co Senin (2/7/2018) saat berada di Surabaya.

Apa jawab Cak Imin? “Dia balik tanya, gimana menurut sampaen, apakah sudah serius?,” lanjut Kiai Bagja yang kini sedang menyiapkan ‘buku panduan’ pemberdayaan NU di segala bidang melalui buku bertajuk ‘Peta Jalan NU Abad Kedua’ tersebut.

Menurut mantan Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, dan Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se Indonesia ini, pertanyaan di atas menjadi penting. Mengingat yang akan dipakai ‘modal politik’ pastilah NU. Tanpa NU, tidak akan laku. “Meski Ketua Umum PKB, tanpa NU, jelas tidak laku. Karena yang besar itu, NU,” jelasnya.

Begitu pula sebaliknya, meski tokoh NU, tanpa memiliki partai politik, juga sulit melakukan bargaining position. “Karena itu, kalau NU ingin mengambil peran politik kekuasaan, syaratnya harus bersatu. Bukan seperti sekarang, berebut menjadi menteri, setelah pemilu hanya bertanya siapa menteri agamanya,” jelasnya.

Karena itu, Kiai Bagja mengapresiasi Cak Imin untuk merebut posisi Cawapres. “Masalahnya adalah, pertama, sejauh mana Cak Imin berhasil menyatukan kekuatan NU.  Kedua,  sejauh mana dia menguasai konsep untuk memajukan Indonesia ke depan. Jadi, bukan sekedar maju, lalu pasang baliho masalah selesai,” tegasnya.

Masih menurut Kiai Bagja, kelemahan sekarang adalah belum adanya ‘petunjuk’ bagi pimpinan NU, bagaimana cara (memulai) langkah menyatukan kekuatan tersebut. Sehingga yang terjadi selama ini hanya memikirkan jabatan menteri, dan itu tidak memiliki dampak signifikan. Mestinya lebih dari itu, NU yang membagi posisi menteri.

“Karena itu, kita buat buku Peta Jalan NU Abad Kedua’. Buku ini bisa dibreakdown di seluruh daerah, sehingga menghasilkan bentuk penyatuan kekuatan NU sesuai dengan daerahnya. Dari sini, maka, 9 pedoman politik warga NU, bisa diterapkan dengan baik,” tegas Kiai Bagja didampingi Drs. H. Endin A.J. Soefihara, MM dan H Asmu’i. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry