WASHINGTON | duta.co – Amerika Serikat (AS) benar-benar jengkel. Presiden AS Donald Trump menyatakan Korea Utara sebagai negara sponsor terorisme. Namun Washington tak berhenti melakukan negosiasi guna mengakhiri krisis nuklir Korea Utara.

Dilansir AFP, Selasa (21/11/2017), Trump menjanjikan sanksi terhadap negara yang terisolir itu. “Seharusnya sudah dari dulu-dulu. Seharusnya sudah sejak bertahun-tahun yang lalu,” kata Trump sambil menyitir berita kematian siswa AS yang pernah dipenjara di Korea Utara.

Trump juga mengingatkan kembali peristiwa pembunuhan saudara Kim Jong-Un, yakni Kim Jong-Nam, menggunakan racun syaraf. Peristiwa itu terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pernyataannya ini akan menandai dua pekan pengumuman, dimulai dengan sanksi “sangat besar” dari Departemen Keuangan AS pada Selasa (21/11), yang akan memaksimalkan tekanan terhadap Korea Utara. Sanksi ini mutlak perlu menurut AS, karena Korea Utara menyokong teror.

“Juga untuk mengancam dunia dengan peledakan nuklir, Korea Utara secara berulang kali mendukung aksi terorisme internasional termasuk pembunuhan di tanah luar negeri,” kata Trump.

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan Washington tak akan putus asa terhadap solusi krisis nuklir Korea Utara. AS masih yakin sanksi dan diplomasi bisa menekan Kim Jong-Un untuk menyetujui pelucutan nuklir.  “Kami masih berharap untuk diplomasi,” kata Tillerson. (dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry