Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, saat mengikuti Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur. (FT/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, kembali menegaskan, Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh dibawa-bawa atau dicatut untuk kompetisi politik.

Hal itu disampaikan Gus Yahya, sapaan akrabnya, usai mengikuti Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu siang (21/01/2022).

Menurutnya, jika nanti ada capres orang dari NU, itu atas nama prestasi dan kredibilitas serta track recordnya sendiri, bukan atas nama NU.

“Berkali-kali saya nyatakan, tidak ada capres atau cawapres atas nama NU,” tegas Gus Yahya.

Ketika disinggung tentang pemimpin yang cocok untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan, Gus Yahya mengatakan, yang penting amanah dan mempunyai kapasitas.Dari sini, semua masyarakat bisa membandingkan.

“Kita serahkan kepada masyarakat,” ucap Gus Yahya.

Halaqah Fikih Peradaban yang digelar di Lirboyo memang sedikit berbeda. Dari 240 Halaqah yang sudah digelar PBNU, Gus Yahya menyebut, Halaqah ini merupakan pembuka atau prolog Muktamar Internasional Fikih Peradapan yang akan digelar di Surabaya 6 Februari 2023 nanti.

“Makanya, ini tadi yang menjadi pembicara, ada juga dari Internasional, yakni, Mesir dan Inggris,” terangnya.

Dari hasil halaqah tersebut, Ketum PBNU mengatakan, banyak pemikiran-pemikiran menarik yang muncul.

“Nantinya, akan digabungkan dengan hasil Muktamar Internasional Fikih Peradapan,” pungkasnya.(bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry